Bagikan:

JAKARTA - Presiden Alumni Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore Chapter Indonesia, Fathul Nugroho mendorong Gibran Rakabuming Raka maju sebagai bakal cawapres. Sebab, momen ini dapat membuktikan bila anak muda memiliki kemampuan untuk mengelola negara.

"Ini adalah kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk memimpin dan menunjukkan kemampuan mengelola negara sebesar Indonesia menuju kejayaan ekonomi di 2045," ujar Fathul dikutip, Jumat, 20 Oktober.

Menurutnya, sudah banyak anak muda yang menjadi pemimpin dunia, dan terbukti berhasil. Beberapa di antaranya Emmanuel Macron yang menjadi Presiden Prancis di usia 39 tahun pada 2017. 

Kemudian, Sanna Marin sebagai Perdana Menteri Finlandia termuda di 34 tahun pada 2020. Terbaru, Daniel Noboa yang menjadi Presiden Ekuador di usia 35 tahun pada 2023.

"Jangan terlalu khawatir dianggap terlalu muda dan kurang berpengalaman. Saatnya yang muda berkarya untuk kemajuan Indonesia," sebutnya.

Gibran diharapkan mampu menunjukkan keunggulan dari segi energi dan kecepatan dalam bekerja untuk rakyat. Mengingat, pasangan Capres dan Cawapres lainnya yang sudah mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) usianya jauh lebih tua dibanding Gibran.

"Gibran diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi. Caranya, melalui industrialisasi hilir di berbagai sektor, terutama sektor sumber daya alam, perkebunan, pertanian, dan perikanan," kata Fathul.

Selain itu, Fathul juga berharap Gibran dapat lebih mempermudah proses birokrasi perizinan dan bantuan permodalan dalam berusaha. Lagipula, Indonesia masih butuh 4 juta pengusaha baru untuk menjadi negara maju. 

"Gibran diharapkan dapat mempermudah lagi proses birokrasi perizanan dan bantuan permodalan dalam berusaha. Sehingga semakin tumbuh pengusaha baru skala nasional dan dunia. Mengingat, latar belakang Gibran adalah pengusaha di bidang kuliner sebelum menjadi Wali Kota Solo," kata Fathul.

Di sisi lain, Fathul juga berpesan apabila terpilih menjadi wakil presiden, Gibran mesti menjaga integritas sebagai pemimpin yang tidak melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), serta melakukan penegakan hukum yang berkeadilan. 

"Tak kalah pentingnya, Gibran harus selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat," kata Fathul.