Bagikan:

JAKARTA - Plt. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut bahwa temuan kasus baru cacar monyet di Jakarta tengah diisolasi.

Pasien terkonfirmasi monkeypox ini dirawat di salah satu rumah sakit di Ibu Kota. Kini, Ani menyebut kondisinya mulai membaik.

"Monkeypox penderitanya sudah di isolasi dan sekarang sudah membaik. Memang kita pendekatan kepada yang bersangkutan agar mau diisolasi agar aman juga dan sekarang kondisinya baik," kata Ani kepada wartawan, Rabu, 18 Oktober.

Pria yang terkonfirmasi kasus cacar monyet ini diketahui tak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Ani menyebut ada kemungkinan yang bersangkutan tertular dari orang lain di sini.

Namun, hal ini belum dipastikan lantaran Dinkes DKi masih melakukan penelusuran atau tracing pada kontak erat pasien tersebut.

"Mungkin pasangan dan kontak eratnya ada yang dari luar negeri. Kita masih cari dan belum bisa search secara lengkap," urai Ani.

Sehingga, tak menutup kemungkinan bahwa ada kasus cacar monyet lain di Indonesia yang belum terdeteksi.

"Potensi masih ada karena kan memang active Case finding. Jadi, begitu ada satu kasus, kita aktif cari kita temukan. Nanti kalau sampai kluster sudah aman, nanti kita swab semua," jealsnya.

Diketahui, Temuan kasus cacar monyet pada laki-laki berusia 26 tahun tersebut dilaporkan pada 14 Oktober 2023.

Dengan temuan kasus baru tersebut, maka saat ini terdapat dua kasus cacar monyet di Indonesia setelah pertama kali ditemukan pada 20 Agustus 2022.

Kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia umumnya merupakan kasus impor atau berasal dari luar negeri.

Mereka yang terpapar umumnya mengalami gejala-gejala tertentu, seperti demam akut lebih dari 38,5 derajat Celsius disertai sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, dan ruam pada kulit.

Sedikitnya, jumlah kasus terkonfimasi cacar monyet di seluruh dunia telah mencapai 90.618 kasus dengan angka kematian mencapai 517 kasus dari 115 negara.

Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak melaporkan temuan kasus, sedangkan di Asia temuan kasus paling banyak didominasi Cina, Thailand, dan Jepang.