Bagikan:

TANGERANG - Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Yupentek 2 Curug, Muhamad Farihin mengungkapkan kasus perkelahian dua siswanya, M dan AH telah berakhir damai sebelum video itu viral di media sosial. Kedua belah pihak bersama orangtuanya melakukan mediasi di sekolah.

“Tadi sudah disepakati kesepakatan bersama, dari pihak korban, maupun pelaku sudah saling memaafkan, diselesaikan secara kekeluargaan, dengan surat pernyataan bersama. Ditandatangani di atas materai oleh kedua belah pihak,” kata Farihin saat ditemui di SMK Yupentek 2, Curug, Kabupaten Tangerang, Jumat, 13 Oktober.

Farihin mengungkapkan sebenarnya pelaku perkelahian itu seharusnya dikeluarkan (drop out/ DO) dari sekolah. Apabila mengacu kepada aturan sekolah yang berlaku.

“Tapi karena anak ini masih tahap pembinaan, karena kan tadi sebelum viral sebenarnya kedua belah pihak sudah damai tanggal 12 oktober,” ucapnya.

Terlebih latar belakang orang tua dari siswa ini masuk kategori menengah ke bawah. Oleh sebab itu, apabila dikeluarkan, maka orang tua siswanya akan kesulitan untuk mencari sekolah kembali.

“Karena kita kan melihat latar belakang orang tua. Latar belakangnya, mohon maaf, penghasilan buruh cuci gosok berapa sih sehari? Kalau pindah sekolah repot. Makanya kita lihat ke belakang, background orangtuanya,” ujarnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, pihak sekolah akan membina kedua siswa tersebut untuk memperbaiki sikapnya, terlebih terhadap teman kelasnya.

“Karena sudah damai ini saya bermaksud akan membina ulang. Tujuannya biar anak ini bisa tetap sekolah. Masih satu kelas, makanya itu tadi masa satu kelas berantem.” ujarnya.

Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, Iptu Wendi membenarkan bila kasus perselisihan tersebut telah berakhir damai. Setelah kedua belah pihak melakukan mediasi di sekolahnya.

“Hasil dari mediasi tersebut kedua belah pihak sepakat kejadian tersebut diselesaikan secara kekeluargaan,” tutupnya.