Bagikan:

JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bakal menggelar KTT Energi Nuklir di Brussels, Belgia tahun depan menyoroti peran energi nuklir untuk mengatasi tantangan global guna mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, meningkatkan keamanan energi dan meningkatkan perekonomian.

Diselenggarakan IAEA bersama Pemerintah Belgia pada 21-22 Maret 2024, KTT ini akan dipimpin oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dan PM Alexander De Croo, akan menjadi pertemuan tingkat tertinggi hingga saat ini yang fokus pada energi nuklir.

"Semakin banyak negara yang berencana untuk memperkenalkan tenaga nuklir dalam bauran energinya atau memperluas program energi nuklir yang sudah ada. Kita telah melihat perubahan positif yang jelas dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin meningkatnya kesadaran bahwa energi nuklir merupakan bagian tak terpisahkan dari solusi terhadap beberapa tantangan global yang paling mendesak saat ini," jelas Grossi, dikutip dari situs IAEA 11 Oktober.

"KTT Energi Nuklir akan menyoroti momentum baru bagi tenaga nuklir, menyediakan forum tingkat tinggi untuk menunjukkan solusi bagi beberapa masalah yang dihadapi sektor ini guna mewujudkan potensi penuhnya, termasuk dari perspektif industri. Juga akan menjadi ajang untuk membangun hubungan yang lebih erat antara para eksekutif politik dan industri, yang sangat penting bagi masa depan tenaga nuklir," lanjutnya.

KTT ini akan terdiri dari segmen tingkat tinggi dengan para kepala negara dan pemerintahan, serta debat ilmiah dengan para ahli terkemuka tentang isu-isu mulai dari teknologi reaktor baru hingga sistem energi hibrida yang mengintegrasikan tenaga nuklir dan energi terbarukan, serta inovasi di seluruh sektor bahan bakar, hingga siklus hidup fasilitas nuklir.

Debat kebijakan terpisah akan fokus pada hambatan-hambatan yang menghambat penerapan awal teknologi nuklir baru. serta solusi dan peluang yang diidentifikasi di seluruh dunia untuk mengatasinya.

Pertemuan ini juga akan mengkaji tantangan-tantangan seperti keamanan pasokan dan pembongkaran reaktor tenaga nuklir secara aman.

Sekitar 30 negara diperkirakan akan berpartisipasi dalam KTT, ditambah para pemimpin industri, kepala lembaga pemikir, pakar dan perwakilan masyarakat sipil.

"Para pemimpin akan memiliki kesempatan untuk menguraikan visi mereka, tentang bagaimana tenaga nuklir dapat membantu mereka mencapai tujuan net zero dan pembangunan berkelanjutan. Ketika dunia sedang berjuang menghadapi krisis iklim, dan pada saat yang sama membutuhkan lebih banyak energi, KTT ini merupakan hal yang sangat penting dan tepat waktu," urai Grossi.

"Kita semua harus bersatu dalam perjuangan eksistensial yang kita hadapi ini. Tenaga nuklir adalah sumber energi yang bersih dan dapat diandalkan dan dunia membutuhkan lebih banyak energi," tandasnya.

Diketahui, IAEA memperkirakan prospek tenaga nuklir terpasang akan meningkat dua kali lipat menjadi 890 gigawatt pada tahun 2050, dibanding dengan 369 gigawatt saat ini, meningkat 25 persen dari proyeksi tahun 2020 dan telah direvisi selama tiga tahun berturut-turut.