JAKARTA – Pembangunan kilang LNG di Masela akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah Maluku. Proyek itu akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah.
Kantor Staf Presiden pun mendorong percepatan penyelesaian permasalahan pengadaan tanah Pulau Nustual Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela, agar proyek senilai USD 19,8 miliar tersebut terus berjalan.
Seperti diketahui, pengadaan tanah untuk pembangunan pelabuhan kilang LNG di Masela masih menemui hambatan. Yakni, belum ada titik temu soal kompensasi untuk pembebasan lahan. Di mana masyarakat masih belum menerima keputusan tentang nilai lokasi.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menegaskan penyelesaian permasalahan pengadaan tanah Pulau Nustual harus didasarkan pada urgensi (hal yang sangat penting) dari proyek Kilang LNG di Masela.
“Kita harus lihat uregensi proyek ini. Jangan sampai masalah kecil justru menghilangkan urgensi dan nilai proyeknya. Ini harus dicarikan alternatif penyelesaian, jangan kaku,” tegas Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa 10 Oktober.
Moeldoko yang didampingi Deputi I KSP, Febry Calvin Tetelepta, mengatakan proyek pembangunan kilang LNG di Masela harus tetap jalan. Namun tidak boleh meninggalkan berbagai persoalan yang bisa menganggu stabilitas.
Saat ini, kata dia, BPKP telah meninjau ulang hasil perhitungan nilai lokasi yang dilakukan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
“Hasil review BPKP, ada komponen yang belum dihitung oleh KJPP, terutama terkait kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini perlu dipertimbangkan untuk diperhitungkan sebagai tambahan kompensasi,” terang PanglimaTNI 2013-2015 ini.
Atas hasil itu, sambung Moeldoko, semua pihak bersepakat akan dilakukan penilaian ulang oleh lembaga independen, dan metode penilaian dilengkapi dengan data-data baru atau tambahan transaksi pembanding baru dengan melibatkan pemerintah daerah.
“Kita berupaya keras mencari jalan tengah. Kita tidak ingin proyek ini (kilang LNG di Masela) tidak jalan. Kita juga tidak ingin proyek ini menimbulkan persoalan sosial di masyarakat,” pungkas Moeldoko.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Masela di Maluku merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). PSN senilai US$ 19,8 miliar atau sekitar Rp 285 triliun itu, ditargetkan akan berproduksi pada 2027.
Proyek Gas Masela diperkirakan bisa memproduksi 1.600 juta standar kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa), gas pipa 150 MMSCFD, dan 35.000 barel minyak per hari.