JAKARTA - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis peta kekuatan elektoral calon presiden (capres) di Jawa Barat.
Hasilnya, dalam 3 simulasi nama capres, Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas 44,2 persen jauh di atas dua kandidat lainnya, yaitu Anies Baswedan dengan 25,0 persen dan Ganjar Pranowo 21,8 persen.
"Namun tren elektabilitas ketiga kandidat cenderung naik. Kenaikan tertinggi dalam rentang periode survei ada pada Prabowo Subianto 5,7 persen, disusul Anies Baswedan 3,0 persen, lalu Ganjar Pranowo 1,6 persen," ujar Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi, dalam paparan survei yang dirilis pada Selasa, 10 Oktober.
Survei Poltracking membagi peta kekuatan di wilayah Aglomerasi-Kultural di Jawa Barat.
Dalam simulasi 3 calon presiden, di Wilayah Megapolitan yang menyumbang suara Jabar sebesar 27,0 persen, elektabilitas Prabowo Subianto jauh memimpin dengan 40,9 persen, Ganjar Pranowo 29,3 persen, dan Anies Baswedan 27,4 persen.
Di Pantura yang menyumbang 26,0 persen, elektabilitas Prabowo masih unggul 33,6 persen, Ganjar Pranowo 28,5 persen, dan Anies Baswedan 25,0 persen. Di Wilayah Bandung Raya dengan 19,0 persen, elektabilitas Prabowo Subianto berada di posisi puncak dengan 40,7 persen, Anies Baswedan 23,2 persen, dan Ganjar Pranowo 10,2 persen.
Kemudian di Priangan Timur dengan tingkat sumbangsih suara 16,0 persen, elektabilitas Prabowo Subianto 53,2 persen, Anies Baswedan 23,4 persen, dan Ganjar Pranowo 20,9 persen. Sedangkan di Priangan Barat dengan 12,0 persen, elektabilitas Prabowo Subianto melesat dengan 66,1 persen, Anies Baswedan 22,9 persen, dan Ganjar Pranowo 7,6 persen.
BACA JUGA:
"Dari berbagai basis wilayah tersebut Prabowo cenderung unggul," kata Arya Budi.
Sedangkan elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) di Jawa Barat dengan simulasi 11 nama, Ridwan Kamil memperoleh angka elektabilitas tertinggi dengan 30,4 persen, diikuti Erick Thohir 14,5 persen, dan Muhaimin Iskandar 13,0 persen.
Sementara Sandiaga Salahuddin Uno 9,1, Agus Harimurti Yudhoyono 8,1 persen, Mahfud MD 3,2 perssn, Gibran Rakabuming Raka 3,1 persen, Andika Perkasa 2,0 persen, Puan Maharani 1,4 persen, Airlangga Hartarto 1,1 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 0,5 persen.
"Peta politik masih sangat mungkin berubah bergantung kalkulasi elite dan keputusan pemilih dalam memantapkan pilihannya dalam Pemilu 2024," tambah Arya Budi.
Poltracking Indonesia menggelar survei pada 25 September-1 Oktober 2023 di Jawa Barat dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1000 responden dengan margin of error +/- 3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei menjangkau 27 kabupaten/kota di Jawa Barat secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi digital terhadap responden yang telah terpilih secara acak.