JAKARTA - Beredar kabar bahwa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan menemui Presiden Joko Widodo untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Menanggapi hal itu, Jokowi tak mau berandai-andai sebelum adanya pertemuan tersebut.
"Jangan berandai-andai, dong," kata Jokowi usai menghadiri peringatan HUT ke-78 TNI di Monumen Nasional, Kamis, 5 Oktober.
Jokowi mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa Syahrul sudah tiba di Indonesia lewat laporan dari Kementerian Sekretariat Negara.
Soal kabar bahwa Syahrul Yasin Limpo akan menghadap dirinya pada Kamis siang di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jokowi mengaku belum menerima informasi tersebut.
Dia lagi-lagi meminta wartawan untuk menanyakan langsung ke pihak Sekretariat Negara apakah ada jadwal pertemuan itu.
"Belum tahu, belum tahu. Belum tahu, belum tahu. Belum tahu. Tanyakan Setneg apakah diatur jamnya, (apakah) sudah diatur jamnya. Kalau saya belum, belum, belum (tahu)," jawab Jokowi.
Jokowi pun kembali meminta awak media untuk tidak berandai-andai soal kabar bahwa Syahrul Yasin Limpo akan menghadap Jokowi untuk mengundurkan diri dari jabatan menteri.
Syahrul Yasin Limpo akhirnya tiba di Tanah Air dari Eropa pada Rabu, 4 Oktober setelah dikabarkan hilang. Kabar politikus NasDem tak bisa dihubungi awalnya disampaikan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.
KPK telah meningkatkan status penyelidikan dugaan korupsi di Kementan ke penyidikan. Sudah ada tersangka yang ditetapkan namun belum dirinci siapa saja.
Namun, informasi beredar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta terseret dalam kasus ini.
KPK menyebut ada tiga klaster dugaan korupsi yang ditangani penyidik. Rinciannya adalah pemerasan terkait jabatan, gratifikasi, dan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Komisi antirasuah sudah melakukan penggeledahan. Di rumah dinas Menteri Syahrul Yasin Limpo penyidik menemukan uang senilai Rp30 miliar yang terdiri pecahan rupiah dan mata uang asing serta senjata api.
Kemudian, penggeledahan dilanjutkan di Kantor Kementerian Pertanian. Hasilnya ditemukan dokumen terkait kasus korupsi itu.
BACA JUGA:
Terbaru, penyidik juga mendatangi rumah Hatta di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dari upaya paksa itu ditemukan uang Rp400 juta.
Temuan yang didapat dari penggeledahan itu kini sedang dianalisis dan akan dilakukan penyitaan. Sementara terkait temuan senjata api diserahkan ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.