Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani menyambangi Wapres ke-10 RI Jusuf Kalla di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Puan mengaku kunjungannya tersebut untuk bersilaturahmi sekaligus meminta pendapat terkait situasi politik dan ekonomi terkini. 

Dalam pertemuan kekeluargaan itu, Puan dijamu coto Makassar sebagai santap siang buatan isteri Jusuf Kalla, Mufidah Kalla. Puan mengaku dekat dengan keluarga politikus senior Partai Golkar itu. 

"Alhamdulillah saya dijamu makanan yang sangat sedap oleh ibu Ida. Makannya coto Makassar dan dendeng balado batokok, ada tempe juga. Jadi makanan dari Makasar ke Padang, Sumatera Barat kemudian ke Jawa," ujar Puan di kediaman JK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober. 

"Pertemuan yang sangat kekeluargaan ini tentu saja merupakan suatu kebahagiaan buat saya. Saya sudah lama tidak berjumpa bersilaturahmi dengan pak JK dan ibu. Karena beliau seperti orang tua saya, senior saya," sambungnya.

Puan mengingat momen kebersamaan saat dirinya menjabat sebagai Menko PMK di Kabinet Kerja. Puan mengaku sering berdiskusi dengan JK selaku wapres mengenai pekerjaaan dan isu-isu bangsa dan negara.  

"Jadi pada kesempatan ini, saya datang kesini tentu saja meminta pandangan dan pendapat pak JK terkait situasi terkini, bukan hanya ekonomi, beliau sangat banyak sekali memberikan masukan-masukan situasi ekonomi hari ini dan ke depan," ungkapnya.

"Kemudian kalau digabungkan dengan situasi politik nantinya itu akan bisa menjadi yang harus diperhatikan dengan baik, karena ekonomi hari ini dengan situasi politik tahun depan di mana kita akan masuk dalam pemilu yang akan datang, maka harus sangat diperhatikan," lanjut Puan. 

Ketua DPP PDIP itu pun sepakat dengan JK soal Pilpres 2024. Di mana boleh berbeda pilihan capres dan cawapres, namun tetap menjaga persatuan untuk pembangunan Indonesia ke depan. 

"Seperti pak JK sampaikan bahwa boleh saja kita berbeda pandangan atau beda pilihan namun yang terpenting yang harus kita lakukan ke depan adalah bagaimana Indonesia ini tetap bersatu dan pembangunan yang ada itu tetap berjalan sebagaimana yang kita harapkan. Jangan sampai hal-hal yang sudah baik sekarang, namun karena ada pemilu atau pesta demokrasi 5 tahunan kemudian menjadi tidak baik bagi bangsa dan negara," ucapnya. 

Puan menuturkan, perbincangan siang ini berlangsung dengan hangat dan penuh kekeluargaan. Dia bilang, JK sudah seperti orangtuanya sendiri. 

"Tentu saja masukan-masukan ini diselingi dengan guyonan-goyonan dan makanan yang enak membuat suasana itu sangat hangat sekali, dan tidak terasa tadi saya sudah cukup lama hampir dua jam lebih berbincang. Dan saya harapkan bahwa apa yang menjadi pembicaraan ini bisa membuka semua hati dan mata semua yang ikut melihat pertemuan ini bahwa boleh saja kita punya berbeda pandangan namun sebagai keluarga saya menganggap beliau berdua ini senior dan keluarga saya," kata Puan. 

"Kita harus tetap saling bersilaturahmi, dan saling menghargai sehingga memang yang terbaik untuk bangsa dan negara," imbuhnya. 

Sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 RI Jusuf Kalla (JK) dikunjungi Ketua DPR RI Puan Maharani di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, siang ini. JK mengaku membicarakan soal pilpres bersama ketua DPP PDIP itu. 

JK mulanya mengaku tidak tahu Puan akan berkunjung ke kediamannya lantaran diundang oleh Mufidah Kalla. Dia bilang, Puan ingin memakan coto Makassar buatan sang istri. 

"Tadi saya bilang tidak tahu, kan memang yang undang ibu (isteri JK, red) ternyata. Jadi ini acara keluarga karena mba Puan ingin memakan coto (Makassar)," ujar JK di Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober. 

JK lantas mengaku membahas soal keadaan bangsa saat ini dan perbaikan bangsa ke depan. 

"Kita bicara tentang keadaan, apa yang kita hadapi sekarang ini, apa yang kita hadapi yang akan datang, tentunya juga hal-hal yang yang perlu kita jalankan dan perbaiki. Berbicara kebangsaan lah," ungkapnya.

Termasuk bicara soal Pilpres 2024. Menurut JK, ketiga capres saat ini punya kesempatan yang sama untuk menjadi Presiden ke-8 RI. Namun, hasilnya tergantung dengan pilihan masyarakat. 

"Tentu, masa tidak disinggung pilpres. Saya kan bilang semua optimis, semua akan ada kesempatan, PDIP atau Ganjar punya kesempatan, pak Prabowo punya kesempatan, pak Anies punya kesempatan, tergantung kalian yang milih, bagaimana baiknya," kata JK.