Mentan SYL Hilang Kontak di Eropa, KPK: <i>Positif Thinking Aja</i>, Mungkin Tersesat
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango santai menanggapi isu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang tak jelas keberadaannya. Dia mencoba berpikir positif kalau politikus NasDem itu hanya tersesat.

Hal ini disampaikannya setelah Syahrul dikabarkan tak kembali bersama rombongan setelah kunjungan kerja ke Eropa. Padahal, menteri itu santer disebut terseret dalam dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

“Positif thinking saja. Mungkin cuma tersesat,” kata Nawawi kepada wartawan, Rabu, 4 Oktober.

Nawawi memastikan lembaganya akan terus mengusut dugaan korupsi di Kementan. Namun, hingga saat ini KPK memang belum melakukan pencegahan ke luar negeri karena Syahrul sudah lebih dulu ada di luar negeri.

Adapun informasi yang diperoleh, komisi antirasuah menaikkan status kasus korupsi ini ke penyidikan dari penyelidikan pada Selasa, 26 September. Sementara Syahrul berangkat ke Eropa pada 24 September.

“Yang pasti proses penyidikan perkara akan terus dilakukan satgas (satuan tugas) sidik (penyidikan),” tegasnya.

Menambahkan pernyataan Nawawi, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata berharap Syahrul segera pulang ke Tanah Air. “Dan kooperatif memenuhi panggilan,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPK menyebut ada tiga klaster dugaan korupsi yang ditangani penyidik. Rinciannya adalah pemerasan terkait jabatan, gratifikasi, dan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Sudah ada tersangka yang ditetapkan namun belum dirinci siapa saja. Namun, informasi beredar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta terseret dalam kasus ini.

Di tengah pengusutan ini, Syahrul disebut menghilang bahkan kantornya tak bisa menghubungi. Informasi ini disampaikan Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi.

Sedangkan Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni menyebut koleganya itu akan pulang pada 5 Oktober mendatang. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bahkan disebut sudah memberi perintah.