BANYUWANGI - Terkait sebaran debu vulkanik dari erupsi Gunung Raung, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Bila terpaksa keluar rumah, diimbau tegas untuk mengenakan masker dan penutup wajah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Widji Lestariono, mengatakan debu vulkanis membawa berbagai material yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Debu tersebut mengandung sejumlah partikel seperti silika, kalium, natrium, besi, serta nikel.
Secara kasar, abu vulkanik itu seperti abu semen, berupa batuan kecil dan halus yang terlempar ke atas saat terjadi erupsi gunung api.
"Material ini jika terpapar ke tubuh manusia bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), sakit tenggorokan, iritasi mata, hingga luka pada kornea," kata Rio, sapaan akrabnya, dalam keterangan terulisnya, Senin, 8 Februar.
Abu vulkanik terbentuk dari material berupa potongan kecil batuan bergigi, mineral, dan kaca vulkanik. Ketika gas-gas dalam ruang magma mulai menyebar, gas-gas tersebut akan mendorong magma yang terdiri dari silika dan gas keluar dari perut gunung berapi.
Saat terjadi ledakan, magma yang keluar di udara akan mendingin dan membeku, menjadi batuan vulkanik dan pecahan kaca.
"Inilah yang berbahaya. Kalau masuk ke mata kita, dan mengenai kornea, bisa menimbulkan luka goresan di kornea kita. Ini bisa menyebabkan penglihatan kabur. Oleh karenanya, bila terlanjur abu vulkanik masuk ke mata, jangan langsung dikucek. Tapi, langsung bersihkan dengan air yang mengalir. Kalau memungkinkan dengan boor water," katanya.
Bahaya lainnya adalah gangguan pernafasan – ISPA. Menghirup abu vulkanik dapat merusak kesehatan manusia, karena aerosol berbahaya dan gas beracun yang membentuk abu dapat mengiritasi paru-paru. Gejala pernapasan (jangka pendek) yang dirasakan adalah hidung beringus, sakit tenggorokan/batuk, sesak napas, hingga asma bisa kambuh
"ISPA ini yang biasanya banyak ditemui saat terjadi erupsi gunung. Bila mengalami sesak nafas, segera ke layanan kesehatan terdekat. Agar segera mendapat pertolongan awal," kata Rio.
Diberitakan sebelumnya, sejak Kamis, 21 Januari, Gunung Raung erupsi. Status gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso ini naik satu level dari normal (level I) menjadi waspada (level II).
Rio mengimbau masyarakat Banyuwangi tetap berada di dalam rumah untuk mengurangi resiko terpapar debu vulkanis letusan Gunung Raung yang kini kian meluas penyebarannya. Kalau memang harus beraktivitas, diimbau untuk mengenakan masker dan pelindung muka, seperti faceshield. "Kalau memang harus keluar rumah, wajib pakai masker dan kaca mata agar terhindar dari resiko erupsi," katanya.
Sementara itu, berdasar pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sebaran abu vulkanik jika dilihat dari prakiraan sebaran abu vulkanik yaitu VAAC (Volcanic Ash Advisory Center) Darwin, tinggi abu vulkanik Gunung Raung pada Senin pagi, 8 Februari mencapai 18.000 kaki atau 6 km dari permukaan laut.
BACA JUGA:
"Persebaran abu vulkanik diprakirakan mengarah ke sejumlah kecamatan di Banyuwangi. Seperti Songgon, Licin, Kalipuro, Giri, hingga Banyuwangi kota. Kami menghimbau agar masyarakat memakai masker dan pelindung mata jika beraktivitas di luar rumah," kata prakirawan pada BKMG Banyuwangi, Ibnu Haryo.
Sementara pada hari ini secara umum wilayah Banyuwangi terpantau berawan. Namun pada siang hingga malam berpotensi hujan dengan intensitas ringan sampai sedang. Masyarakat juga dihimbau untuk tetap waspada terhadap angin kencang beberapa hari ke depan.
"Potensi angin kencang terjadi ketika di hari-hari panas atau terik namun terjadi pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup cepat," jelasnya.