Bagikan:

JAKARTA - Sebuah kantor travel umroh di Jalan Kramat Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat digeruduk massa atas kasus dugaan penggelapan, Jumat, 29 September, siang.

Sambil meluapkan kekesalannya, massa datang sambil membentangkan spanduk tuntutan kerugian yang dialaminya di lokasi.

Agus Widagdo, korban penggelapan laptop mengatakan, kejadian berawal ketika pelaku berinisial AI selaku pemilik travel melakukan penyewaan laptop kepada dirinya sejak Juli 2023. Pembayaran penyewaan unit laptop dilakukan setiap minggu.

"Awalnya mereka sewa dalam jumlah unit yang kecil, kemudian mereka nambah lagi. Terakhir mencapai 50 laptop (yang disewa), pada saat mencapai 50 laptop itu pembayaran sudah tidak ada atau terhenti," kata Agus kepada VOI di lokasi, Jumat, 29 September.

Agus berusaha melakukan penagihan sejak pelaku tidak membayar sewa laptop miliknya. Namun pelaku justru menghindar dan diduga justru menggelapkan 50 unit laptop dengan spek tinggi.

"Kami lakukan penagihan, kemudian tidak dilakukan pembayaran. Kami minta pengembalian laptop pun mereka jawabannya berbelit-belit, saya kira laptopnya sudah tidak ada ditempat," ujarnya.

Akibat perbuatan pelaku AI, korban mengalami kerugian mencapai 1,7 miliar.

"Kami lakukan proses penagihan berikutnya dengan memberikan somasi, kami sudah cukup memberikan kesempatan untuk mereka menyelesaikannya tapi sampai hari ini responnya tidak ada itikad baik dari mereka," katanya.

Agus pun sadar jika dirinya menjadi korban modus penggelapan barang yang dilakukan oleh pelaku. apalagi, harga per unit laptop spek gaming miliknya sekitar Rp20-50 juta.

"Jadi saya lihat ini ada modus penggelapan. Pada sewa pertama (pelaku) lebih untuk memancing aja karena jumlahnya kecil hanya 9 unit, seterusnya bertambah. Tambahan terakhir sampai 31 unit dengan total 50 laptop (disewa) itu langsung berhenti," katanya.

Untuk meyakinkan dirinya, sambung Agus, pelaku melakukan pembayaran pada penyewaan awal dengan normal. Pembayaran sewa laptop itu diberikan perminggu.

"Minggu perpanjang, tukar lagi (laptop) kembali kemudian nambah (jumlah laptop) sampai bulan Agustus mencapai 50 unit. Itu terus menghilang saja (pelaku)," ujarnya.

Pada proses penyewaan unit laptop, korban mengantar langsung unit laptop ke kantor travel umroh milik pelaku.

"Saya lihat bisnisnya penyelenggara umroh, saya rasa cukup terpercaya. Cuma ternyata kami terkecoh. Saya merasa tertipu, modusnya seperti itu lah. Saya pikir sudah masuk ke ranah kriminal," ucap Agus.

Korban pun akan melaporkan kasus penggelapan yang menimpa dirinya itu ke Mapolsek Senen dalam waktu dekat. Korban berharap pelaku segera ditangkap.

"Saya siap menempuh jalur hukum jika pelaku tidak memberikan itikad baik. Secepatnya akan membuat laporan kepolisian di Polsek Senen," katanya.