Bagikan:

JAKARTA - Diplomat Korea Utara mengatakan kepada Majelis Umum PBB, pihaknya tidak punya pilihan selain mempercepat pembangunan mempertahankan dirinya, saat menyebut Amerika Serikat dan Korea Selatan mendorong Semenanjung Korea ke peperangan.

"Tahun 2023 tercatat sebagai tahun yang sangat berbahaya," kata Duta Besar Kim Song pada hari terakhir sidang Majelis Umum PBB, dilansir dari Reuters 27 September.

"Semenanjung Korea berada dalam situasi yang sangat berbahaya dengan bahaya pecahnya perang nuklir," tandasnya.

"Mengingat keadaan yang ada, DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara) perlu untuk lebih mempercepat pembangunan kemampuan pertahanan untuk mempertahankan diri mereka sendiri," kata Duta Besar Kim kepada Majelis Umum yang beranggotakan 193 anggota.

Korea Utara diketahui telah menguji puluhan rudal balistik dalam 18 bulan terakhir.

Pyongyang mengatakan, pihaknya menggunakan haknya untuk membela diri dengan melakukan uji coba rudal balistik untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan keamanannya dari ancaman militer.

"DPRK tetap teguh dan tidak berubah dalam tekadnya untuk dengan tegas membela kedaulatan nasional, kepentingan keamanan, dan kesejahteraan rakyat dari ancaman musuh dari luar," urai Kim.

Korea Utara diketahui berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB karena program rudal dan nuklirnya sejak tahun 2006. Langkah-langkah tersebut terus diperkuat selama bertahun-tahun.