Politikus PDIP Jawab Isu Ganjar Jadi Cawapres: Jauh Panggang dari Api
Menhan Prabowo Subianto (kanan) bertemu dengan Ganjar Pranowo di ruang tunggu bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden-Laily Rachev/pri)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus yakin Ganjar Pranowo tak akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Tak ada ceritanya sosok berambut putih itu akan maju menjadi orang nomor dua.

Hal ini disampaikan Deddy menanggapi isu Ganjar bakal dipasangkan dengan Prabowo Subianto yang merupakan calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju. Katanya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah membulatkan keputusannya.

“Mas Ganjar sebagai capres sudah diputuskan Ibu Megawati sebagai pengambil keputusan tertinggi yang diberikan kongres,” kata Deddy kepada wartawan di Jakarta yang dikutip Selasa, 26 September.

Deddy menyinggung belum pernah ada preseden di masa lalu, Megawati tiba-tiba mencabut keputusan itu. Begitu juga, di masa depan, ia yakin Ganjar bakal tetap menjadi capres yang diusung partainya.

“Belum ada preseden di masa lalu dan menurut saya di masa depan bahwa Bu Mega akan mencabut keputusannya. Apalagi kalau itu mendegradasi apa yang sudah diputuskan,” tegasnya.

“Jadi saya kira isu bahwa mas Ganjar akan dipasangkan menjadi cawapres siapapun saya kira itu jauh panggang dari api,” sambung Deddy.

Diberitakan sebelumnya, Partai Gerindra juga sudah menyatakan akan tetap mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburrokhman mengatakan partainya tak mungkin menjadikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu sebagai cawapres. Begitu juga dengan PDIP tak mungkin melakukan hal serupa.

"Ya apakah mungkin PDIP mencalonkan pak Ganjar sebagai cawapres, kalau kami yang jelas pak Prabowo tidak akan mungkin sebagai cawapres dan tidak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres," ujar Habiburrokhman di gedung DPR, Senin, 25 September. 

Habiburrokhman mengatakan, sejauh ini tidak ada hambatan psikologis diantara kedua parpol. Namun Prabowo tidak mungkin diajukan sebagai cawapres Ganjar dan Gerindra juga tidak mau menawarkan ke PDIP dengan alasan etika politik.

"Hanya soal teknis nih, kalau pak Prabowo kan enggak mungkin mundur sebagai cawapres, ini kan sudah ketiga kalinya beliau maju dan lain sebagainya enggak mungkin saja pak Prabowo jadi cawapres," jelasnya.

"Kita tinggal melihat seberapa mungkin pak Ganjar menjadi cawapres itu. Itu kami enggak akan desak bahkan kami tidak berani menawarkan, ya, karena takutnya dikira enggak sopan," tambah Habiburrokhman.