JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) secara umum memasuki musim hujan awal Oktober 2023.
"Meskipun saat ini sebagian wilayah sudah ada yang hujan, namun secara umum awal Oktober 2023 memasuki musim hujan,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Kalbar Luhur Tri Uji Prayitno di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan terdapat 15 zona musim (ZOM) yang ada di Kalbar dan terbagi menjadi empat tipe ada monsunal 1, monsunal 2, ekuatorial 1, dan ekuatorial 2 yang memiliki tipe satu musim dan mempunyai dua tipe musim yaitu kemarau dan hujan.
Menurutnya prakiraan awal musim hujan 2023/2024 di Kalbar pada Oktober lll terdapat tiga ZoM 351, 355, 363 kemudian pada November terdapat satu ZoM 350.
“Untuk wilayah prakiraan awal musim hujan pada Oktober lll pada ZOM 351, 355, 363 berada di Kabupaten Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Melawi kemudian pada November l pada ZOM 350 berada di Kabupaten Ketapang,”kata dia.
Ia mengatakan perbandingan awal musim mundur lebih lambat dari normalnya sebanyak empat pada ZOM 350, 351, 355, 363 berada di Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, dan Melawi.
BACA JUGA:
Sedangkan prakiraan sifat musim hujan umumnya berada pada kondisi bawah normal pada ZOM 351, 353, 354, 355, 362, 363 berada di Kabupaten Kayong utara, Ketapang, Kubu Raya, Melawi, Bengkayang, Landak, Mempawah, Pontianak, Sambas, Singkawang, dan Sanggau.
Kemudian, untuk puncak musim hujan diperkirakan umumnya terjadi pada Desember 2023, namun terdapat beberapa ZOM yang mengalami puncak hujan lebih cepat pada November 2023 pada ZOM 352, 362, 364 berada di Kabupaten Bengkayang, Landak, Sambas, Sanggau, Kubu Raya, Mempawah, Pontianak, Singkawang.
"Dampak El Nino pada Agustus sudah kering kemudian ada La Nina yang bisa mengimbangi karena curah hujan banyak," kata dia.
Ia menjelaskan fenomena iklim terhadap La Nina maupun El Nino ternyata di Kalbar tetap ada kebakaran titik panas dan puncaknya pada Juli, Agustus dan September.
"El Nino sangat berdampak pada sektor pertanian dan perkebunan dapat menyebabkan kerugian karena banyaknya air sehingga menyebabkan banjir dapat membuat tanaman akan mati dan harus menanamnya Kembali. Kami berharap masyarakat dapat menghadapi resiko bencana musim hujan yang akan terjadi pada November hingga Desember 2023,” tandasnya.