Bagikan:

BANDAR LAMPUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung menyebutkan hingga kini telah tujuh kecamatan yang mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino.

"El Nino bikin musim kemarau di Bandarlampung lebih kering dan panas. Hingga kini sudah ada tujuh kecamatan yang sudah terdampak kekeringan," kata Kepala BPBD Kota Bandar Lampung Ahmad Husna dilansir ANTARA, Jumat, 25 Agustus.

Dia menyebutkan tujuh kecamatan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih yakni Sukabumi, Bumi Waras, Sukarame, Langkapura, Kedamaian, Tanjungkarang Pusat, dan Kedaton.

"Sejak awal bulan Agustus BPBD kota kami telah menyalurkan air bersih bagi warga di tujuh kecamatan tersebut. Sampai tadi pagi sebanyak 85.000 liter air bersih disalurkan bagi warga setempat," katanya. 

Menurutnya, tujuh dari 20 kecamatan Bandarlampung itu merupakan daerah yang memang rentan mengalami kekeringan pada musim kemarau.

"Mudah-mudahan tidak ada lagi kecamatan yang mengalami kekeringan karena memang yang paling krusial kekeringan itu di tujuh kecamatan ini," ujarnya.

Husna juga berharap masyarakat dapat beradaptasi menghadapi musim kemarau ekstrem untuk keselamatan diri dan keluarga.

"Karena El Nino ini gejala alam, diharapkan masyarakat dapat lebih efisien menggunakan air. Utamakan dulu untuk kebutuhan rumah tangga," katanya.

Husna juga mengimbau masyarakat, khususnya anak-anak, untuk membatasi aktivitas di luar ruangan karena El Nino memperburuk musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dan debu.

"Kalau bisa tetap di dalam rumah dan kalau sekolah tidak bermain di luar ruangan, karena berdampak pada saluran pernapasan," ujar dia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

El Nino pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan secara drastis di Indonesia. Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG per tanggal 1 Agustus 2023, beberapa wilayah akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 - 100 mm/bulan), utamanya pada Agustus - September - Oktober.