JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan hujan selama beberapa hari terakhir yang turun di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) membantu memperbaiki kualitas udara di daerah itu.
“Kalbar alhamdulillah, tiga hari ini hujan terus,” ujar dia dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Provinsi Kalbar dikutip ANTARA, Rabu, 20 September.
Namun ia mengingatkan Pemerintah Provinsi Kalbar dan unsur terkait lain untuk mewaspadai kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan.
“Pantauan BMKG, beberapa hari ke depan akan panas,” kata dia.
Suharyanto menjelaskan apabila tidak ada potensi hujan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan untuk penanganan karhutla.
Dalam paparannya, Kepala BNPB mengingatkan jajaran Pemerintah Provinsi Kalbar untuk mempertahankan kondisi baik saat ini.
Suharyanto mengharapkan tidak terjadi bencana asap akibat karhutla sebagaimana pada 2015 dan 2019.
BACA JUGA:
“Jangan sampai kita mengirim asap ke negara tetangga,” katanya.
Dia mencontohkan Indonesia menjadi salah satu negara terbaik dalam penanganan pandemi COVID19. Ia berharap, hal ini tidak dinodai dengan penanganan karhutla yang berdampak luas, khususnya karhutla di Sumatra dan Kalimantan, hingga negara tetangga di Asia Tenggara.
Suharyanto mengatakan sebelumnya karhutla di wilayah Indonesia berkurang karena pengaruh musim yang cenderung basah dan adanya pandemi COVID-19.
Namun kali ini, fenomena El Nino dapat memberikan dampak musim yang lebih kering dan memicu karhutla.
Meskipun tidak tercatat adanya titik panas di wilayah Kalbar, ia meminta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Karhutla dari berbagai unsur seperti pemerintah daerah, TNI dan Polri memastikan api yang sudah padam benar-benar padam.
“Kalau api sudah besar seperti di Sumsel, ini sangat sulit untuk dipadamkan. Meskipun ada tiga helikopter water bombing (pengebom air), ini seperti disiram air namun tidak signifikan. Satu-satunya cara kalau api sudah besar, kita datangkan hujan,” katanya.
Suharyanto menggarisbawahi arahan Presiden Joko Widodo dalam penanganan karhutla, yakni jangan membiarkan api besar dan terlambat dalam memadamkan.
Api yang membakar lahan sekitar 10 hektare, ia mencontohkan, akan sulit dan sia-sia apabila dilakukan pengeboman air untuk memadamkannya.
“Ini harus dilakukan dengan mendatangkan hujan,” ujar dia.
Selain itu, katanya, upaya penegakan hukum benar-benar dilakukan dalam penanganan karhutla di wilayah.