Bagikan:

JAKARTA - Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin menyetujui keputusan resign dari Mahathir Mohamad yang mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM). Yang Dipertuan Agung itu juga akan membubarkan kabinet Mahathir dengan mencopot 26 menterinya. 

Melansir dari Free Malaysia Today, Kepala Sekretaris Pemerintah Mohd Zuki Ali mengatakan langkah pencopotan ke-26 menteri dalam kabinet Mahathir dilakukan berdasarkan Pasal 43 (5) Konstitusi Malaysia.

"Berdasarkan hal ini, semua posisi administrasi (termasuk wakil perdana menteri, menteri, wakil menteri, dan sekretaris politik) telah diberhentikan," kata Zuki seperti dikutip VOI, Selasa, 25 Februari.

Menurut konstitusi Malaysia, para menteri dapat diberhentikan atas kehendak raja. Hal ini termasuk jika Yang Dipertuan Agung juga mendapat saran dari Perdana Menterinya. Pencabutan posisi menteri dan mundurnya Mahathir Mohamad sebagai PM menyebabkan runtuhnya pemerintahan koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya kurang dari dua tahun.

Meskipun pengunduran Mahathir Mohamad telah disetejui oleh Yang Dipertuan Agung, Mahathir Mohamad kini masih memegang jabatan namun sebagai perdana menteri sementara. Hal tersebut sambil menunggu pembentukan kabinet baru dan pemerintahan baru.

Selain mundur sebagai PM Malaysia, Mahathir juga mengundurkan diri sebagai Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Sementara Partai Keadilan Rakyat memecat wakilnya yaitu Azmin Ali dan Zuraida Kamaruddin. Sembilan anggota parlemen yang bersekutu dengan mereka kemudian mengundurkan diri dari partai untuk membentuk blok independen.

Pengunduran diri di partai ditolak

Namun anggota Partai Pribumi Bersatu Malaysia telah menolak pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai ketua partai. Para anngota berjanji akan terus memberikan dukungan mereka terhadap Mahathir Mohamad untuk tetap menjadi PM Malaysia.

Berbicara setelah pertemuan dewan tertinggi Partai Bersatu Malaysia pada Senin 24 Februari malam, Sekjen Partai Bersatu Marzuki Yahya mengatakan bahwa anggota dewan tertinggi dengan suara bulat mendukung Mahathir Mohamad.

"Kami baru saja menyelesaikan pertemuan khusus di antara anggota partai senior dan di antara hal-hal yang baru saja dibahas adalah bahwa kami, dewan tertinggi, menolak surat pengunduran diri Tun Mahathir sebagai ketua partai," kata Marzuki.

Marzuki menambahkan bahwa partai juga ingin membatalkan saran bahwa salah satu anggota parlemen atau dikeluarkan dari partai.

"Kami semua bersatu, kami masih berdiri dalam antrean dan kami membangun partai ini dan kami akan menghadapi kesulitan bersama," tambahnya.