Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku banyak hal yang dibicarakannya saat duduk minum kopi bersama eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tapi, kebanyakan hanya bersifat nostalgia karena keduanya memang pernah bekerja sama saat menjadi anggota DPR RI.

Hal ini disampaikan eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menanggapi unggahan Ganjar yang merupakan salah satu kandidat calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Lewat akun Instagramnya, @ganjar_pranowo, sosok berambut putih tersebut mengunggah keakrabannya bersama Mahfud.

“Yang dibicarakan lebih banyak nostalgia sebagai sahabat,” kata Mahfud kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Senin, 11 September.

Mahfud kemudian menjelaskan pertemuan itu terjadi pada Minggu, 10 September kemarin. Ia mengaku tampak akrab karena banyak diskusi yang sebenarnya sering dilakukannya bersama Ganjar.

“Ganjar itu teman saya sejak kami di DPR periode 2004-2009. Sampai dia jadi Gubernur pun saya sering makan di meja makan Mas Ganjar, Mas Ganjar sering makan di meja makan saya di rumah,” tegasnya.

Sebagai informasi, Ganjar merupakan capres yang didukung PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura. Dia saat ini sedang mencari calon wakilnya untuk maju di Pilpres 2024,

Terkait cawapres Ganjar, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap saat ini nama yang ada mulai mengerucut. Di antaranya, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Erick Thohir, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tapi, ia bilang peluang lain juga terbuka. Kata Hasto, bisa saja nama cawapres yang disebut bukan berasal dari daftar di atas.

"Ya, di luar nama-nama survei yang sudah beredar juga bisa muncul suatu tokoh baru, meskipun nama yang dikerucutkan lima. Mungkin saja ada tokoh nasional yang tidak ikut berkontestasi, namun terus bekerja secara silent penuh dedikasi bagi bangsa dan negara," kata Hasto di di Kantor DPD PDIP Banten, Minggu, 10 September.

Apalagi, kejadian ini sebenarnya bukan barang baru. Sebab, pada Pilpres 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai incumbent tiba-tiba maju bersama Ma’ruf Amin yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Secara empiris 2019 itu kan di luar persoalan elektoral tiba-tiba kan muncul KH Maruf Amin. Sebagai suatu kemungkinan, hal itu bisa terjadi," ujar Hasto.