JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin negara anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) untuk saling berkolaborasi menghadapi tantangan global.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin pertemuan MIKTA Leaders' Gathering ke-1 yang diselenggarakan di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, Sabtu, 9 September.
"Kita paham, tantangan global saat ini sangat kompleks dan untuk jawab tantangan tersebut, kolaborasi dan kerja sama adalah jawabannya," kata Presiden Jokowi dalam keterangan resmi dari Biro Pers Sekretariat Presiden dilansir ANTARA.
Dalam pertemuan forum konsultatif antarlima negara yaitu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA) itu, Presiden Jokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit pada saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.
Karena itu, Presiden menyebut bahwa semua negara harus menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan global termasuk negara-negara anggota MIKTA.
Menurut Presiden, MIKTA harus memastikan dipenuhinya hak pembangunan seluruh negara, termasuk kawasan global south untuk melakukan hilirisasi industri dan menjadi bagian dari rantai pasok global.
Presiden Jokowi menekankan bahwa negara MIKTA juga harus terus mendukung pemulihan ekonomi yang inklusif melalui transformasi digital seperti halnya yang sudah dilakukan oleh ASEAN.
"Saat ini, ASEAN telah memiliki Digital Economic Framework Agreement yang dapat melipatgandakan ekonomi digital hingga dua triliun dolar AS pada 2030," katanya
BACA JUGA:
Selain itu, Kepala Negara juga mengajak negara-negara anggota MIKTA untuk mendorong reformasi tata kelola global yang dapat mengakomodasi suara dan kebutuhan negara berkembang.
Karena itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pemimpin negara anggota MIKTA untuk memperkuat kerja sama dan sinergi guna mewujudkan dunia yang lebih baik lagi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.