LEBAK - Provinsi Banten mengimbau warga di daerah ini agar tidak membakar sampah sembarangan guna mencegah kebakaran pemukiman maupun lahan kehutanan.
"Kita berharap warga dapat mencegah kekeringan yang terjadi sekarang ini tidak menimbulkan kebakaran," kata Kepala Badan Satuan Polisi dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Lebak Dartim di Lebak, Sabtu 9 September.
Pemerintah Kabupaten Lebak terus mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat guna mencegah kebakaran pemukiman dan kawasan kehutanan dan pertanian, terlebih menghadapi musim kemarau dampak El Nino.
Potensi kebakaran cukup tinggi saat musim kemarau, sehingga masyarakat mencegah dan mengatasi agar tidak terjadi kebakaran.
Selama ini, kasus kebakaran di Kabupaten Lebak dari Januari sampai Agustus 2023 di atas 50 kasus dengan kerugian material Rp2,6 miliar dan dilaporkan satu orang meninggal dunia.
BACA JUGA:
Kasus kebakaran yang terjadi itu, kata dia, kebanyakan perumahan, tempat ibadah, pondok pesantren dan lahan kehutanan serta lahan pertanian.
"Kami masyarakat dapat berpartisipasi untuk mencegah kebakaran pemukiman dengan tidak membakar sampah di sembarang tempat," kata Dartim.
Menurut dia, penyebab kebakaran di Kabupaten Lebak itu kebanyakan akibat arus pendek listrik mengalami korsleting juga warga membakar sampah sembarangan.
Karena itu, masyarakat agar memperhatikan kondisi jaringan kabel listrik supaya tidak terjadi korsleting arus pendek.
Selain itu, juga masyarakat tidak membakar sampah sembarangan karena dapat menimbulkan kebakaran permukiman.
"Kita lebih sampah organik dikubur dan sampah non organik ditampung ke lapak - lapak penjualan barang bekas," katanya menjelaskan.
Fuad, warga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini kembali membangun pondok pesantren miliknya yang terbakar sebanyak 8 kamar ludes dilalap jago merah pada pertengahan Agustus 2023.
"Kami lebih waspada untuk mencegah kebakaran dengan melarang santri membakar sampah juga menjaga pemasangan kabel listrik," katanya