Bagikan:

BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber pada Global Wellbeing Accord : Advancing the Pursuits of Health Resilience Through Foreign Policy.

Acara ini merupakan bagian dari ASEAN + Youth Summit 2023 yang digelar di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Saya senang berada di sini untuk membahas mengenai permasalahan kota yang kami temui di Kota Bogor, serta strategi dan pembelajaran yang telah kami terima dalam perjalanan kami menuju Kota Bogor yang lebih sehat bagi warganya," ujar Bima Arya.

Bima Arya menyampaikan, Kota Bogor memiliki beberapa permasalahan yang kurang lebih sama, seperti polusi udara, kurangnya ruang bagi pejalan kaki, akses pelayanan yang tidak merata, ancaman perubahan iklim dan tentu saja pandemi. Mengatasi permasalahan ini menurutnya tidaklah mudah, tapi harus dilakukan demi perbaikan kualitas hidup warga, terutama generasi muda.

"Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang dibangun antara pemerintah, komunitas, kalangan usaha, serta anda-anda semua, kita bisa membawa perubahan positif," tuturnya.

Ia menerangkan, pada akses pelayanan kesehatan Kota Bogor telah memperluas fasilitas kesehatan (RSUD) demi memastikan setiap orang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Puskesmas baru juga sudah dibangun di sejumlah titik untuk memastikan setiap orang memiliki akses fasilitas kesehatan yang sama.

Pada ruang terbuka hijau, lanjut dia, pihaknya memprioritaskan pembangunan taman dan tempat rekreasi untuk menunjang kesehatan mental dan fisik warga. Lebih dari 15 hektar ruang terbuka hijau baru, baik skala kota maupun skala RT/ RW berhasil dibangun.

Tidak hanya fokus pada taman, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga menanam pohon baru di sejumlah wilayah, baik di taman, di tengah jalan maupun tepi jalan untuk menciptakan kanopi hijau di seluruh kota.

"Contohnya untuk menghijaukan wilayah perkampungan, kami mendorong Urban Farming untuk pemenuhan kebutuhan pribadi dan juga lingkungan yang lebih sehat. Ada sekitar 500 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berdiri di seluruh penjuru kota dan di hampir semua wilayah," terangnya.

Ia menjelaskan, untuk mobilisasi yang lebih sehat, pihaknya juga mendorong warga untuk berjalan kaki dan bersepeda dengan menyediakan area pedestrian dan jalur sepeda dan berhasil membangun 30 kilometer area pedestrian di area kota selama sembilan tahun terakhir. Area pedestrian dan ruang terbuka yang dibangun kini menjadi kawasan favorit warga untuk berlari dan berolahraga.

"Kami juga membangun gelanggang olahraga di setiap kecamatan, tidak hanya di pusat kota. Setidaknya seluas 1 hektar di tiap kecamatan," katanya.

Pada sistem transportasi, Bima Arya menuturkan, di Kota Bogor ada Bis Kita sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan dan polusi. Melalui program konversi tiga angkot menjadi satu bus. Sampai saat ini sudah ada 49 bus dengan persentase muatan lebih dari 75 persen.

Sementara di program energi terbarukan melalui kendaraan listrik, Kota Bogor sudah mempunyai 15 charging station untuk mendorong penggunaan energi terbarukan.

"Demi mewujudkan permukiman sehat yang terjangkau kami merenovasi ribuan rumah untuk memperbaiki kondisi kelayakan hidup bagi warga yang membutuhkan. Tahun ini kami akan merenovasi empat ribu RTLH dengan nominal sebesar Rp 20 juta per-unit," ucapnya.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan, pada pengelolaan sampah ada program daur ulang dan pengurangan sampah yakni BOTAK (Bogor Tanpa Plastik) dilakukan sebagai upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan hijau. Lewat program BOTAK di Kota Bogor melarang penggunaan kantong plastik di supermarket dan pasar tradisional.

Selain itu, pihaknya membangun TPS3R di kawasan pemukiman bekerjasama dengan Plustik untuk mendaur ulang sampah menjadi paving block dan bekerjasama dengan Indosat meluncurkan Reverse Vending Machine, yakni mengumpulkan sampah botol plastik bisa ditukar dengan pulsa.

"Kami juga mengelola sampah lewat pendekatan kerja sama dengan komunitas yang bernama Satgas Ciliwung. Lewat usaha yang tak kenal lelah, Piala Adipura akhirnya berhasil kembali diraih Kota Bogor setelah 17 tahun," katanya.

Wali Kota mengatakan, pihaknya juga turut meningkatkan kepedulian mengenai stop merokok. Terbukti Kota Bogor menjadi kota percontohan kota bebas asap rokok dan menjadi tuan rumah konferensi dunia, yakni APCAT untuk berbagi pengalaman bagi kota-kota di dunia dalam upaya mengurangi asap rokok.

"Di bidang pendidikan kami memastikan pendidikan yang setara bagi semua warga dengan membangun sekolah satu atap (SATAP). Hal ini untuk memastikan sistem zonasi dapat diterapkan secara adil," terangnya.

Pemkot Bogor juga turut mendukung perkembangan UMKM melalui pengembangan kawasan kuliner di sejumlah wilayah pemukiman dan membangun marketplace digital yang khusus ditujukan untuk UMKM, seperti Bogor Hitz dan Kujang Fresh.

"Kami juga mengenalkan program Local Pride yang mewajibkan ASN di lingkungan Pemkot Bogor menggunakan produk lokal setiap hari selasa," katanya.

Terakhir, Bima Arya menuturkan, pihaknya juga peduli terhadap kesehatan mental. Pemkot Bogor memiliki mobil curhat yang menawarkan solusi bagi warga yang mengalami keluhan stres dan menyediakan bantuan sosial untuk mensupport populasi rawan, menawarkan bantuan untuk keluarga berpenghasilan rendah, kaum lansia dan warga disabilitas lewat program JAGA ASA.

"Menciptakan kota yang sehat merupakan upaya jangka panjang yang melibatkan semua pihak. Kita harus mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya untuk membangun lingkungan perkotaan bagi generasi muda. Bersama-sama kita bisa membuat dampak positif bagi kota kita tercinta dan menginspirasi kota lain di penjuru dunia. Terima kasih untuk komitmen menuju masa depan yang lebih sehat dan lebih bahagia," katanya.