Kematian Kopilot Wings Air dan Kabar Pemecatannya
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Memiliki pekerjaan dengan penghasilan tinggi menjadi impian semua orang. Tak jarang, apapun dilakukan untuk mendapatkannya. Namun, profesi dengan pendapatan tinggi memiliki tuntutan dan tanggung jawab yang berat juga.

Bagi segelintir orang yang tak sanggup memikul beban pekerjaan tersebut, meninggalkan profesi tersebut jadi salah satu pilihan. Atau, yang terburuk adalah depresi lalu bunuh diri.

Motif tersebut serupa dengan kasus tewasnya pria berinisial NA (29). Diduga lantaran dipecat dari pekerjaannya sebagai kopilot di Wings Air, ia mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Senin malam, 18 November, menjadi awal mula ditemukannya NA dalam kondisi tergantung. Sang adik, Ciprianus, jadi orang pertama yang mengetahuinya.

Sebelum menemukan kakaknya dengan kondisi leher terjerat tali tambang, Ciprianus berulang kali menghubungi NA melalui sambungan telepon. Tapi, tak ada jawaban dari kakaknya itu.  Dia pun memutuskan pergi ke kos NA di Jalan Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat.

Setibanya di kos sang kakak, Ciprianus langsung menaiki anak tangga menuju kamar kakaknya yang ada di lantai 2. Di sana, dia menemukan kamar kakaknya terkunci. Beberapa kali pintu dan jendela dia ketuk, nama sang kakak juga terus diteriakkan. Tapi, tak ada jabawan dari dalam kamar tersebut.

Membuka paksa jendela jadi pilihan saat itu. Mencongkel layaknya maling terpaksa dia lakukan. Setelah berhasil masuk, dia tercengang dan teriak. Ciprianus melihat NA sudah terjerat tali tambang yang diikat ke kusen pintu.

"Saat melihat kakaknya dengan kondisi seperti itu, adiknya langsung minta bantuan penghuni kos yang lain," ucap Kapolsek Kalideres AKP Indra Maulana saat dikonfirmasi, Kamis, 21 November.

NA langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun, kondisi saat itu tak memungkinkan untuk menolong NA, sebab dia sudah dipastikan meninggal.

NA bunuh diri setelah ada surat pemberhentian kerja dari kantornya. Surat itu tak ada di kamar kosnya, tapi ada di rumah orang tuanya, di Solo. Surat itu dikirim sesuai dengan alamat yang tertera di kartu tanda penduduk NA.

"Dikirimkannya itu ke rumah orang tuanya di Solo. Jadi tidak ada di TKP," kata Indra.

Meski motif dari aksi bunuh diri telah perkuat dengan adanya surat itu, polisi enggan langsung menyimpulkan hal tersebut. Sehingga, dikatakan jika perkara itu masih akan didalami. "Masih dalam proses peyelidikan dan pendalaman," singkat Indra.

Wings Air Merespons

Pihak Wings Air memastikan kebenaran pemberhentian kerja NA. Namun, mereka tak menjelaskan alasan pembehentian tersebut. Yang dijelaskan dalam pernyataan Wings Air terhadap kasus ini adalah seluruh karyawan Lion Air Group harus bekerja sesuai dengan penerapan aturan kerja, kedisiplinan, dan pelaksanaan standar operasional prosedur yang berlaku.

"Hal ini sudah sesuai ketentuan dalam memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan atau safety first," ucap Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis

Selain itu, Wings Air juga telah mengimplementasikan program pembinaan kepada seluruh karyawan, termasuk awak pesawat. Tujuannya, meningkatkan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, integritas dan berkarakter baik, sebagai upaya peningkatan kinerja tinggi.

Dalam pernyataan itu tertulis juga langkah penindakan sesuai aturan akan dilakukan jika para karyawan Lion Air Group tak memenuhi standar yang diharapkan.

"Apabila dalam fase pembinaan, karyawan atau awak kokpit tidak memenuhi kualifikasi atau hasil yang diharapkan, maka perusahaan akan memberikan penindakan dan keputusan sesuai aturan," kata Danang.