Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan inisiatif tahap kedua sebesar 150 juta dolar Australia (sekitar Rp1,4 triliun) untuk Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia yang memiliki nilai total 200 juta dolar Australia.

Inisiatif tersebut merupakan tambahan dari inisiatif tahap pertama sebesar 50 juta dolar Australia (sekitar Rp490 miliar) yang diumumkan pada Pertemuan Pemimpin Tahunan Australia-Indonesia pada Juli 2023, menurut keterangan tertulis Kedubes Australia di Jakarta.

Pendanaan tahap kedua tersebut akan mendukung pembentukan mekanisme bilateral untuk memajukan kolaborasi dalam ekosistem kendaraan listrik di bawah Kemitraan.

Dalam inisiatif tahap kedua tersebut, Australia akan berkontribusi sebesar 50 juta dolar Australia (sekitar Rp490 miliar) untuk mengurangi risiko proyek-proyek infrastruktur swasta untuk mendukung ambisi Indonesia menuju nol karbon.

Hal tersebut akan membantu Indonesia mendapatkan pembiayaan sektor swasta untuk proyek berpotensi tinggi, serta menyediakan studi kelayakan dan penilaian lingkungan untuk mendukung pengembangan proyek.

Selain itu, Australia juga akan berkontribusi sebesar 100 juta dolar Australia (sekitar Rp981 miliar) untuk mendukung agenda Indonesia yaitu keuangan berkelanjutan dan transisi energi yang berkeadilan.

Hal tersebut terdiri dari bantuan teknis, perluasan kemitraan dengan pemerintah, dan inisiatif inklusi sosial untuk memastikan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan mendapatkan manfaat dari transisi energi bersih.

Sebelumnya, PM Anthony menghadiri KTT ke-3 ASEAN-Australia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis (7/9), dan mengumumkan sejumlah kerja sama dalam kemitraan Australia dengan ASEAN.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Widodo atas kepemimpinannya dalam KTT ASEAN tahun ini, dan saya menantikan kerja sama kita yang berkelanjutan untuk mewujudkan kawasan yang stabil dan sejahtera,” kata PM Anthony.

Indonesia memimpin keketuaan ASEAN 2023 dengan mengambil tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

PM Anthony melanjutkan, salah satu di antaranya adalah investasi untuk Program ASEAN-CGIAR Innovate for Food Regional untuk mendukung ketahanan pangan regional senilai satu juta dolar Australia.

Selain itu, perluasan beasiswa Meryl Williams untuk perempuan di bidang ilmu pertanian untuk negara anggota ASEAN dan Timor-Leste di Australia.

“Sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam mengatasi tantangan bersama seperti perubahan iklim dan ketahanan pangan, untuk membentuk masa depan dan kawasan kita, bukan menunggu masa depan membentuk kita,” kata PM Anthony.