Gubernur Zainal Paparkan Isu Strategis di Perbatasan Kaltara
FOTO ISTIMEWA/Gubernur Kalimantan Utara H Zainal Arifin Paliwang  mengikuti pertemuan Borneo Business Roundtable dalam forum ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) di Hotel Sultan, Jakarta.

Bagikan:

TANJUNG SELOR - Gubernur Kalimantan Utara H Zainal Arifin Paliwang  mengikuti pertemuan Borneo Business Roundtable dalam forum ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) di Hotel Sultan, Jakarta.

Gubernur Kaltara didampingi Ketua Kadin Kaltara, Killit Laing dan Penata Kelola Penanaman Modal, Ahli Muda DPMPTSP, Rahman Putrayani

Zainal mengatakan, ajang Borneo Business Roundtable atau forum komunikasi kerja sama peningkatan ekonomi itu untuk seluruh wilayah di pulau Borneo yang mencakup Kalimantan, Serawak dan Sabah Malaysia, Labuan dan Brunei Darussalam.

"Saya menyampaikan sejumlah isu strategis di Kaltara yakni isu perdagangan di perbatasan, isu pembangunan infrastruktur trans borneo dan isu pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (Indonesia Green Industrial Park) yang ada di kabupaten Bulungan," katanya dikutip Kamis, 7 September.

Termasuk upaya mengurangi emisi hingga manajemen penggunaan lahan (REDD+) melalui heart of borneo seluas 1,2 juta Ha di kabupaten Malinau. 

"Isu perdagangan  yang cukup penting apalagi kaltara melakukan kegiatan perdagangan atau ekspor hasil pertanian (pisang, kelapa dan beras adan), makanan dan perikanan seperti kepiting, ikan dan kedepan rumput laut dalam jumlah besar ke Sabah Malaysia," imbuhnya.

Diharapkan,  perdagangan di perbatasan ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersama dan kesejahteraan masyarakat. Kemudian, Pemprov Kaltara juga sedang membangun jalan penghubung di perbatasan menuju Krayan dari Malinau sepanjang sekira 196 Km.

Infrastruktur ini untuk membuka keterisolasian dan menghubungkan Kaltara dengan Malaysia dan Brunei, jika sudah terhubung maka aktifitas ekonomi kita juga akan meningkat melalui perdagangan komoditi dan bahkan pariwisata.

Selanjutnya untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI) Kaltara juga sedang membangun kawasan industri hijau Indonesia (KIHI) terbesar di dunia yang luasnya ditargetkan mencapai 30.000 Ha.

"KIHI saat ini sudah mulai berjalan dan dalam waktu dekat kita targetkan Kaltara sudah memproduksi aluminium Ingot sebanyak 500 ribu ton per tahun pada 2025," terangnya.

Gubernur Kaltara menjelaskan di kawasan KIHI akan banyak investor yang masuk. DiharapkanFDI Kaltara akan meningkat, bahkan diprediksi mencapai USD132 miliar.

"Kami juga berharap dengan adanya Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) seluas 1,2 juta Ha di kabupaten Malinau, ke depan akan ada dana kompensasi dari dunia internasional terkait perubahan iklim melalui perdagangan karbon, setidaknya mereka bisa membantu Kaltara untuk pembangunan infrastruktur di perbatasan," pungkasnya.