Cegah COVID, Menag Yaqut Cholil Minta Umat Konghucu Hingga Tionghoa Rayakan Imlek Secara Daring
Ilustrasi buah jeruk dan keberuntungan (Unsplash/Chuttersnap)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah meminta agar perayaan imlek yang jatuh pada Jumat, 12 Februari mendatang digelar secara sederhana. Bila memungkinkan, kegiatan silaturahmi dilakukan secara daring.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan, imbauan ini menyusul angka penularan COVID-19 di tanah air masih tinggi. 

"Karena situasinya berbeda, Indonesia dan dunia mengalami pandemi COVID-19 saya kira umat Konghucu atau yang merayakan juga harus mawas diri bahwa perayaan imlek bisa dirayakan dengan cara yang sederhana," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers secara daring di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 4 Februari.

Pemerintah, sambungnya, memahami jika perayaan Imlek tak sekadar pergantian tahun semata tapi sebagai ungkapan rasa syukur. Di tahun-tahun sebelumnya, berbagai pertunjukan seperti barongsai, bagi angpao hingga silaturahmi dilakukan oleh masyarakat. 

Namun, akibat pandemi COVID-19, Menag Yaqut meminta kegiatan semacam itu  ditahan terlebih dahulu. Imbauan silaturahmi secara daring telah dikomunikasikan dengan kelompok masyarakat Tionghoa maupun tokoh agama Konghucu.

"Saya kira silaturahmi bisa digantikan dengan cara-cara yang saling menjaga satu sama lain dari pandemi COVID-19 misalnya dengan cara virtual,"

"Saya juga sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh agama Konghucu dan tokoh-tokoh Tionghoa terkait pelaksanakan Imlek tahun ini agar dilaksanakan secara sederhana dilaksanakan melalui virtual dan saya kira itu tidak akan mengurangi makna dari perayaan imlek ini," imbuhnya.

Lebih lanjut, Yaqut juga meminta agar perayaan Imlek ini bisa menjadi momentum untuk umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa melakukan refleksi diri.

Selain itu, dia juga mengajak mereka berdoa agar manusia segera terbebas dari pandemi COVID-19.

"Mari kita kembalikan ajaran-ajaran Tian, kita maknai ajaran-ajaran Tian bahwa agama diturunkan untuk memuliakan sesama manusia, untuk melindungi sesama manusia, dan kebaikan-kebaikan lainnya," tutupnya.