TANJUNG SELOR – Jembatan yang menghubungkan wilayah Transmigrasi di Desa Sepunggur di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) kondisinya memprihatinkan.
Jembatan yang menjadi akses warga transmigrasi itu nyaris ambruk. Ironisnya, hingga saat ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Hal ini diungkapkan Aris, warga Sepunggur yang mengaku telah lama mengusulkan perbaikan itu ke pemerintah kabupaten (Pemkab) Bulungan.
"Sudah pernah kita usulkan perbaikannya namun belum terealisasi, alasannya pemkab belum memiliki anggaran," kata dia, Selasa, 5 September.
Padahal jembatan itu menjadi satu-satunya penghubung akses jalan desa. Masyarakat tidak memiliki pilihan lain untuk tetap melintasi jembatan yang rusak parah tersebut.
"Jembatan ini kan akses utama ke kota Tanjung Selor ibukota Kaltara. Warga yang ingin menjual hasil pertanian dengan terpaksa melintas di jembatan rusak itu," ujarnya.
Menurutnya, jika menggunakan akses sungai akan memakan biaya operasional lebih besar.
"Demi keluarga, anak dan istri kami terpaksa harus bisa tetap bertahan hidup. Walaupun kondisi jembatan sangat memprihatinkan," ungkapnya.
Warga, sambung Aris, berharap kepada pemerintah untuk segara memperbaiki jembatan tersebut.
"Kasihan warga desa Sepunggur ini kalau jembatan itu tidak segara diperbaiki jangan sampai ada warga yang jadi korban," tegasnya.
BACA JUGA:
Buruknya kondisi infrastruktur desa yang minim juga berdampak pada perekonomian warga transmigrasi. Banyak warga yang kesulitan untuk menjual hasil pertaniannya.
"Kalau infrastruktur memadai sudah pasti kesejahteraan masyarakat juga akan jauh lebih baik," imbuhnya.
Situasi kondisi infrastruktur yang buruk membuat warga transmigrasi yang memilih beralih profesi, seperti menjadi kuli bangunan.
"Ada warga transmigrasi yang memilih kembali ke kampung halaman. Kita datang kesini (Sepunggur) kan untuk memperbaiki perekonomian. Tetapi, dengan kondisi seperti sekarang ini sulit untuk kita bisa bertahan," jelasnya.
Hal senada disampaikan, Wahyudi. Menurutnya banyak permasalahan yang belum diselesaikan di kawasan transmigrasi.
Saat ini, tak jarang pemukiman hingga lahan pertanian warga yang terendam ketika air sungai pasang besar.
"Kalau air pasang besar banyak banyak tanaman warga mati, sehingga banyak warga yang gagal penan," kata Wahyudi.
Warga berharap ada perhatian dari pemerintah terkait infrastruktur di kawasan desa Transmigrasi.
"Kasihan kami warga transmigrasi ini seperti tidak diperdulikan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Bulungan, Khairul belum memberikan jawaban saat dimintai konfirmasi.