DILI - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon melaksanakan kunjungan diplomasi yang berarti ke Timor Leste pada awal bulan ini. Selama kunjungannya, ia bertemu dengan sejumlah tokoh nasional serta pejabat Timor Leste yang relevan dengan agenda diplomasi.
Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, menerima Fadli Zon beserta rombongan KBRI Dili di kediaman pribadinya. Sementara itu, pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Asanami Sabino, berlangsung di kompleks kantor pemerintahan Timor Leste di kota Dili.
Dalam sambutannya, Presiden Jose Ramos Horta menyambut kunjungan Fadli Zon dengan tulus dan hangat sebagai ekspresi dari hubungan persahabatan antara kedua negara.
"Terima kasih atas kunjungan Anda, Indonesia dan Timor Leste adalah sahabat," ujar penerima Nobel Perdamaian tersebut.
Pertemuan antara keduanya berlangsung dalam suasana akrab tanpa formalitas yang berlebihan selama dua jam.
Presiden Ramos Horta berbagi pengalaman hidupnya, perjuangan masa lalu, serta kisah-kisah menarik terkait dengan kedatangan Indonesia di Timor Leste. Hubungannya dengan tokoh-tokoh dunia memberikan nilai tambah bagi diplomasi Timor Leste.
Jose Ramos Horta mengusulkan gagasan rekonsiliasi antara Timor Leste dan Indonesia, serta penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih belum terpecahkan.
Fadli Zon sebagai Ketua BKSAP DPR RI menyambut positif ide tersebut. "Saya mendukung sepenuhnya gagasan rekonsiliasi dari Presiden Horta. Ini akan mengakhiri sisa-sisa konflik masa lalu yang rumit dan membuka babak baru dalam hubungan kedua negara," katanya.
Presiden Horta berharap agar pada Mei tahun mendatang, rekonsiliasi total dapat terlaksana, mengakhiri warisan konflik yang telah lama berlangsung. Lebih lanjut, Presiden Horta akan berjuang untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Timor Leste, selain bahasa Tetum dan bahasa Portugis.
Selain itu, Presiden Horta juga mengusulkan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB dengan dasar prinsip "Civilizational Balance" (Keseimbangan Peradaban). Menurutnya, jika struktur Dewan Keamanan PBB didasarkan pada kebudayaan, maka Indonesia dapat menjadi perwakilan kebudayaan Islam sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar.
Fadli Zon sangat mengapresiasi ide ini, menyebutnya sebagai konsep yang visioner. "Ini adalah gagasan yang brilian dan menjunjung prinsip keseimbangan antarperadaban," kata Fadli Zon.
Selama kunjungan ini, Fadli Zon yang didampingi oleh perwakilan KBRI Dili juga melakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Asanami Sabino.
Mereka membahas berbagai aspek kerjasama antara Timor Leste dan Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah rencana pengembangan Kawasan Bebas Perdagangan bersama, pengelolaan sumber daya air melalui sungai dan bendungan, serta program pembangunan di bidang pedesaan dan pembangunan bendungan.
BACA JUGA:
Di sektor politik, Wakil Perdana Menteri Asanami meminta bantuan dalam pelatihan kader muda partai politik dan pemberdayaan serta pengorganisiran petani.
Menanggapi permintaan Wakil Perdana Menteri Asanami, Fadli Zon berjanji akan berupaya untuk meneruskan potensi kerjasama ini kepada pihak yang berwenang. Dia menyebut bahwa pelatihan kader partai politik dapat difasilitasi oleh Partai Gerindra, sementara pemberdayaan petani dapat bekerja sama dengan HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).
Sebagai penutup kunjungan ini, Fadli Zon dan delegasi KBRI Dili mengunjungi Taman Makam Pahlawan Dili untuk mengenang jasa-jasa pahlawan Indonesia yang gugur selama masa konflik di wilayah bekas Provinsi Indonesia tersebut.