JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memobilisasi masyarakat internasional, untuk menekan militer Myanmar agar kudeta yang mereka lancarkan pada Senin 1 Februari lalu berakhir dan gagal.
Masyarakat internasional menilai, pengambilalihan kekuasaan tersebut telah mempersingkat transisi panjang Myanmar menuju demokrasi dan menarik kecaman keras dari negara-negara Barat, G7 termasuk PBB.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam wawancara yang disiarkan oleh The Washington Post pada Hari Rabu, seperti dilansir Reuters.
Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah Pemilu, Pemilu yang menurut saya berlangsung normal dan setelah periode transisi yang besar,” imbuhnya.
Pada hari Selasa, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener, mendesak Dewan Keamanan untuk secara kolektif mengirimkan sinyal yang jelas untuk mendukung demokrasi di Myanmar.
Amerika Serikat yang sempat melonggarkan sanksi terhadap Myanmar pun, tengah meninjau kemungkinan untuk menjatuhkan sanksi atas kudeta yang dilakukan militer Myanmar.
BACA JUGA:
Sementara, China sebagai tetangga sekaligus sekutu Myanmar tidak secara khusus mengecam kudeta militer Myanmar. Namun, mereka juga menyangkal tuduhan jika diam-diam mendukung kudeta tersebut.
"Kami berharap semua pihak di Myanmar dapat dengan tepat menyelesaikan perbedaan mereka dan menegakkan stabilitas politik dan sosial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam sebuah penjelasan.