Kasus Positif COVID-19 Terus Meningkat, Luhut: Harus Ubah Perilaku, Patuhlah Protokol Kesehatan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Kemenko Marves)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah mempunyai strategi untuk penanganan COVID-19 di dalam negeri.

Strategi itu, kata Luhut, akan difokuskan di provinsi-provinsi yang angka penyebarannya masih tinggi. Adapun provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Bali, Riau dan Aceh.

"Strategi kami adalah bagaimana kita bisa mengubah perilaku. Mendorong masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Di antaranya dengan kampanye masif dengan melibatkan masyarakat. kemudian operasi yustisi memaksa masyarakat taat protokol kesehatan," katanya, dalam acara Mandiri Investment, Rabu, 3 Februari.

Strategi berikutnya adalah dengan cara menaikkan target tes dan pelacakan. Strategi ini juga dilakukan dengan cara bagaimana ketersediaan fasilitas isolasi bagi yang tak bergejala dan dengan gejala ringan untuk mengurangi kapasitas rumah sakit dan mencegah penularan.

Kata Luhut, setiap kota dengan jumlah kasus yang tinggi dari kasus konfirmasi harus menyediakan fasilitas isolasi mandiri yang terpusat dan dilengkapi dengan perlengkapan kesehatan yang memadai.

"Strategi yang ketiga adalah standarisasi manajemen klinis penanganan COVID-19 di antaranya dilakukan dengan cara menaikkan manajemen klinis bagi pasien COVID-19. Misalnya bagaimana perawatan yang dilakukan, pedoman sesuai dengan Kementerian Kesehatan, organisasi profesional dan tim RS BUMN," ujarnya.

Terkait dengan kasus aktif COVID-19 di Tanah Air yang terus bertambah, Luhut minta agar semua pihak ikut mematuhi protokol kesehatan. Sebab, penanganan pandemi tidak akan berjalan baik jika protokol kesehatan COVID-19 tidak dijalankan.

Lebih lanjut, kata Luhut, pandemi juga menyebabkan dampak buruk pada perekonomian Indonesia. Ia mengatakan, ekonomi akan sulit untuk pulih kalau pandemi masih ada di Indonesia. Dengan patuh pada protokol kesehatan, pandemi COVID-19 bisa segera diatasi dan perekonomian bisa bangkit.

Menurut Luhut, perekonomian Indonesia seperti sektor manufaktur mulai meningkat seiring dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akan tetapi pelonggaran itu tidak boleh membuat penyebaran COVID-19 meningkat.

"Kami mengakui untuk membangkitkan ekonomi dan mengatasi pandemi tidak mudah. Maka itu kami siapkan strategi untuk penanganan COVID-19," tuturnya.

Sekadar informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per tanggal 2 Februari, total kasus kumulatif berjumlah 1.099.687 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret. Sedangkan, kasus positif baru per hari itu mencapai 10.379 orang. Kasus konfirmasi positif yang meninggal bertambah 304 orang dan totalnya 30.581 orang.