Sesuai Prediksi, Indonesia Sudah Lewati Puncak COVID-19 di 15 Juli
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-4 di Jawa-Bali. Meski begitu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut puncak COVID-19 di Indonesia telah lewat.

Luhut mengatakan puncak kasus terjadi pada 15 Juli 2021. Saat ini disebutkan telah terjadi penurunan hingga 59,6 persen.

"Dari data yang didapat, penurunan telah terjadi hingga 59,6 persen dari puncak kasus di tanggal 15 Juli 2021 lalu," ujar Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 9 Agustus.

 

Tercatat ada 56.757 kasus konfirmasi positif harian COVID-19 pada Kamis, 15 Juli, rekor tertinggi selama pandemi. Pada hari yang sama, tercatat sebanyak 19.049 kasus sembuh dan 982 kasus meninggal.

Jumlah pemeriksaan pada hari tersebut tercatat sebanyak 249.059 spesimen, dengan kasus aktif sebanyak 480.199 kasus. Total konfirmasi positif di titik itu tercatat 2.726.803 kasus, sembuh 2.176.412 kasus, dan meninggal 70.192 kasus.

Hingga Senin, 9 Agustus, total akumulasi kasus positif COVID-19 sudah mencapai 3.686.740 kasus, sembuh 3.129.661 kasus, dan meninggal 108.571 kasus.

 

Masih Fluktuatif

 

Pemerintah mengklaim telah terjadi penurunan kasus COVID-19 beberapa waktu belakangan. Bed Occupancy Rate (BOR) berangsur membaik sejak puncak Corona terlewati pada 15 Juli 2021.

 

Luhut juga mengatakan kasus kasus kematian COVID-19 mengalami penurunan. Namun masih terdapat beberapa provinsi yang mengalami fluktuatif.

"Selain jumlah kasus laju jumlah kematian semakin menurun, meskipun kondisinya masih fluktuatif di beberapa provinsi," kata Luhut.

"Kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi kematian sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," sambungnya.

Dia pun menilai masih ada daerah yang memiliki angka kasus COVID-19 tinggi. Daerah ini yaitu Malang Raya dan Bali.

"Masih ada masalah di Malang Raya dan juga di Bali. Untuk itu pemerintah akan mengintervensi dua wilayah ini untuk menurunkan laju penambahan kasus,"ul ungkapnya.

 

Jangan Jemawa

Meski terjadi penurunan kasus, Luhut meminta masyarakat terus waspada terkait penularan COVID-19. Sebab dia menegaskan pandemi COVID-19 belum selesai.

"Saya ingin ingatkan teman-teman semua, kita semua rakyat Indonesia super hati-hati menghadapi ini. Kita tidak perlu jemawa bahwa ini sudah selesai, masih jauh dari selesai," kata Luhut.

Luhut juga mengungkap hasil studi para pakar. Pandemi COVID-19 disebut masih akan terus berlangsung hingga beberapa tahun ke depan.

"Tadi hasil studi para pakar-pakar, ahli dunia, 70 persen mereka mengatakan ini kasus masih akan terus beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, gaya hidup kita pasti akan berubah, cara hidup kita harus berubah, dan kita harus bersama-sama menyesuaikan dengan cara baru ini," kata Luhut.

Luhut mengatakan hidup ke depan akan serba digital. Protokol kesehatan juga bakal menjadi hal utama.

"Kita ke depan mungkin akan hidup seperti ini, di mana semua akan makin banyak digitalize. Jadi kita akan banyak mengandalkan kartu vaksinasi atau cue card atau nanti masker, cuci tangan dan seterusnya. Jadi semua pembayaran juga orang akan kurangi dengan cash, lanjut juga mungkin handphone. Ini saya kira ini ambil saja hikmahnya," tutur Luhut

 

Puncak COVID-19 Sesuai Prediksi

 

Ledakan kasus COVID-19 yang terjadi pertengahan Juli sudah diperkirakan para pakar beberapa waktu lalu. Salah satunya pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, mengestimasi kasus harian COVID-19 saat puncak bisa mencapai 50-100 ribu kasus.

Pasalnya, jelas Dicky, penularan COVID-19 di masyarakat sudah dalam level mengkhawatirkan, yaitu di level community transmission. Tapi perhitungan jumlah kasus harian COVID-19 bisa lebih tinggi dari yang semula diperkirakan.

"Kalau protokol kesehatan dipatuhi, kasus COVID-19 di Indonesia bisa mencapai puncaknya di akhir Juli atau awal Agustus, dengan jumlah kasus baru meningkat menjadi 200 ribu per hari," demikian prediksi baru Dicky, Kamis, 15 Juli.

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga pernah menyebut kemungkinan puncak lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia terjadi pada pertengahan Juli 2021. Prediksi ini berdasarkan pengalaman Indonesia dalam menghadapi gelombang pertama Corona.

"Berdasarkan pengalaman kita di first wave, model yang kita gunakan itu menunjukkan akan terjadi di minggu pertama atau kedua Juli peak-nya," kata Menkes Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa, 13 Juli, lalu.