JAKARTA - Lebih dari 18 ribu warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terdampak bencana kekeringan akibat curah hujan rendah pada musim kemarau ekstrem yang dipicu fenomena El Nino tahun ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Muchlis mengatakan belasan ribu warga terdampak itu berasal dari total 4.666 kepala keluarga khususnya di wilayah minim sumber air.
"Warga terdampak kekeringan tersebar di 22 desa dari total 187 desa maupun kelurahan di delapan kecamatan berdasarkan data per hari ini. Tidak ada korban luka, meninggal dunia, maupun warga mengungsi," katanya dikutip ANTARA, Senin, 28 Agustus.
Pihaknya dibantu unsur terkait lain terus bergotong royong mengoptimalkan proses pendataan, pemetaan, serta pendistribusian bantuan air bersih dan jerigen air berkapasitas 20 liter kepada para warga terdampak.
Berdasarkan hasil pemetaan, kebutuhan utama warga terdampak kekeringan ini meliputi air bersih, bak penampungan air, jerigen air, hingga permintaan penyambungan saluran pipa PDAM.
"Sejak pekan lalu kami sudah mulai rutin setiap hari mendistribusikan bantuan air bersih dengan alokasi 30.000 liter per hari. Sampai hari ini sudah 325.000 liter yang didistribusikan, termasuk pendistribusian dari PDAM Tirta Bhagasasi di wilayah Kecamatan Bojongmangu," katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriyadi mengatakan sejumlah unsur terkait dilibatkan untuk mengintervensi penanganan bencana kekeringan agar berjalan optimal sehingga warga terdampak segera menerima bantuan.
Sejumlah unsur itu antara lain PDAM Tirta Bhagasasi, Polres Metro Bekasi, Kodim 0509 Kabupaten Bekasi, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, Baznas, Dinas Pertanian, PDAM Tirta Bhagasasi, Satpol PP, aparatur kecamatan dan desa, hingga relawan-relawan kebencanaan.
"Hal itu sebagai wujud negara hadir di tengah masyarakat untuk memastikan dampak bencana mampu diminimalisir melalui penanganan masif," katanya.
BACA JUGA:
Dia menyebutkan wilayah terdampak kekeringan meliputi empat desa di Kecamatan Cibarusah, yakni Desa Ridogalih, Ridomanah, Sirnajati, dan Cibarusah Kota.
Enam desa di Kecamatan Bojongmangu, yakni Desa Karangindah, Medalkrisna, Karangmulya, Bojongmangu, Sukabungah, dan Sukamukti juga mengalami kondisi serupa.
Kemudian enam desa di Kecamatan Serang Baru, yakni Desa Nagasari, Sukasari, Sukaragam, Sirnajaya, Nagacipta, dan Desa Cilangkara, serta dua desa di Kecamatan Babelan, yakni Desa Kedung Pengawas dan Muarabakti juga mengalami kekeringan.
Empat wilayah lain tersebar di empat kecamatan masing-masing Desa Samudra Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong, Desa Karang Segar, Kecamatan Pebayuran, dan Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi.
Dodi menyebutkan data sebaran wilayah terdampak kekeringan ini bersifat tentatif. Pihaknya masih terus memetakan area termasuk potensi meluasnya wilayah terdampak kekeringan melalui pendataan langsung serta bekerja sama dengan masing-masing aparatur kecamatan di daerah itu.
Pemerintah daerah juga telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan menyusul perluasan area terdampak di sejumlah wilayah sekaligus mengoptimalkan intervensi penanganan bantuan secara masif.
Penetapan status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bekasi Nomor : HK.02.02/KEP.528-BPBD/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bekasi Tahun 2023.