Jepang Dibanjiri Teror Telepon Usai Pelepasan Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima, Sekretaris Kabinet: Sangat Disesalkan
PLTN Fukushima Jepang. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank/Tokyo Electric Power Co., TEPCO)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jepang mengatakan pihaknya menerima banyak teror panggilan telepon yang sangat menganggu, setelah pelepasan air limbah radioaktif PLTN Fukushima yang telah diolah dimulai pekan lalu.

Di sisi lain, Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo mengatakan pihaknya juga telah menerima telepon gangguan dari Jepang.

Jepang memulai pembuangan air limbah pada Hari Kamis, sebagai langkah penting menuju penonaktifan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, yang mengalami tiga kali kebocoran setelah dilanda gampa bumi dan tsunami pada tahun 2011, bencana PLTN terburuk di dunia sejak Chernobyl 25 tahun sebelumnya.

"Banyak panggilan telepon pelecehan yang diyakini berasal dari Tiongkok terjadi di Jepang... Perkembangan ini sangat disesalkan dan kami prihatin," Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, juru bicara utama pemerintah, melansir Reuters 28 Agustus.

Teror panggilan telepon tersebut mendorong Wakil Menteri Luar Negeri Masataka Okano memanggil Duta Besar Tiongkok, kata Kementerian Luar Negeri Jepang.

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan, pihaknya tidak mengetahui masalah tersebut ketika ditanya tentang tuduhan yang disebutkan pihak Tokyo.

Di sisi lain, Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo mengeluarkan pernyataan terkait panggilan telepon terhadap kedutaan dan konsulatnya di Negeri Matahari Terbit yang dinilai mengganggu.

"Panggilan tersebut telah menyebabkan gangguan serius dalam operasional normal kedutaan dan konsulat", kata Duta Besar Wu Jianghao menurut pernyataan kedutaan.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan panggilan serupa juga terjadi di fasilitas Jepang di Tiongkok, dan mendesak pemerintah untuk menjamin keselamatan warga negara Jepang.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pemerintahnya "dengan tegas" meminta Beijing mendesak warganya untuk bertindak "dengan tenang dan bertanggung jawab", setelah insiden pelemparan batu juga dilaporkan di sebuah sekolah dan kedutaan Jepang.

Sebelumnya, Balai Kota Fukushima mulai menerima panggilan dengan kode negara Tiongkok +86 pada Hari Kamis dan jumlah panggilan tersebut melebihi 200 pada hari berikutnya, membanjiri saluran telepon dan mengganggu pekerjaan sehari-hari pegawai kota, kata seorang pejabat kota.

Pada hari yang sama, sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di kota tersebut, 60 km (38 mil) barat laut PLTN yang lumpuh, menerima 65 panggilan serupa, katanya.

Dia mengatakan seorang penelepon berkomentar, "Mengapa Anda melepaskan air yang tercemar ke Samudera Pasifik, yang merupakan lautan bagi semua orang?".

Kota-kota lain, hotel dan restoran juga menerima seruan serupa, kata media domestik.

Terpisah, seorang eksekutif di jaringan operator restoran Jepang mengatakan, cabang-cabang di pusat kota Tokyo sering menerima panggilan dari orang-orang yang berbahasa Mandarin dari nomor +86. Perusahaan telah melaporkan insiden tersebut ke polisi, kata eksekutif tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

Di Tiongkok, sebuah batu dilemparkan ke sekolah Jepang di kota pesisir Qingdao pada Hari Kamis, menurut Konsulat Jenderal Jepang di kota tersebut.

Ketika ditanya tentang insiden di Qingdao dan seruan pelecehan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin membela rekam jejak Tiongkok dalam menjaga keamanan orang asing.

"Tiongkok selalu menjaga keselamatan dan hak serta kepentingan warga negara asing di Tiongkok sesuai dengan hukum," ujar Wang.

Diketahui, sebelum pembuangan dimulai, operator pembangkit listrik Fukushima Tokyo Electric Power (Tepco) telah menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop, hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dan telah mendapat lampu hijau dari IAEA.

Namun, Tiongkok mengatakan Jepang belum membuktikan air tersebut aman, mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap semua produk seafood dari Jepang.