Bagikan:

YOGYAKARTA - Menyambut KTT ke-43 ASEAN yang akan segera digelar di Jakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggalang semangat Pranata Humas untuk menjalankan peran krusial dalam menyampaikan informasi terkait acara tersebut. Indonesia sebagai tuan rumah berkomitmen untuk terus memperkenalkan kepada masyarakat tentang relevansi dan signifikansi ASEAN, seiring dengan semangat yang diperankan dalam tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

Sebagai langkah nyata, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, yang memimpin Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas (JFPH), menggelar Konvensi Nasional Pranata Humas bertema "Peran Penting Pranata Humas Mengawal Orkestrasi Gelaran ASEAN Summit 2023". Acara tersebut digelar di Sheraton Mustika, Daerah Istimewa Yogyakarta, guna memupuk semangat yang mengiringi momentum bersejarah ini.

Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika, yang hadir secara daring dalam konvensi tersebut melalui daring, menegaskan bahwa Indonesia, sebagai Ketua ASEAN, menitikberatkan tiga fokus utama: pertumbuhan regional, konektivitas, dan keunggulan baru; transformasi ekonomi digital inklusif dan partisipatif untuk mengurangi kesenjangan; serta pembangunan infrastruktur hijau, termasuk pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) dan ketahanan energi.

Budi menekankan perlunya penggarapan isu-isu ASEAN secara bersama dan kolaboratif untuk mendorong semangat dan dukungan masyarakat. Ia juga mengajak Pranata Humas dan Iprahumas untuk secara aktif memberi penekanan pada pencapaian-pencapaian ASEAN. Terlebih lagi, ini merupakan kali kelima bagi Indonesia untuk memegang Keketuaan ASEAN.

Dalam konteks yang sama, Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, turut memberikan sambutan, mengajak Pranata Humas untuk terus aktif dalam menyukseskan KTT ke-43 ASEAN yang akan berlangsung pada tanggal 5-7 September mendatang.

Usman menyoroti tantangan yang dihadapi oleh humas pemerintah dalam menyampaikan informasi terkait KTT ASEAN, khususnya dalam mengatasi kecemasan publik mengenai kapasitas ASEAN. Dia menekankan pentingnya komunikasi publik yang efektif untuk mengubah pandangan negatif menjadi kepercayaan terhadap potensi ASEAN, serta untuk melawan penyebaran berita palsu dan disinformasi yang masih marak di masyarakat.

"Memadamkan api lebih mudah daripada memadamkan api yang berkobar. Sebagai humas pemerintah, kita perlu berfokus pada literasi untuk meningkatkan kesadaran publik dalam mengenali disinformasi dan malinformasi sejak dini," tambah Usman.

Konvensi ini memfasilitasi para Pranata Humas dengan tiga narasumber kunci, termasuk Teuku Faizasyah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Juri Ardiantoro, Kepala Deputi IV Bidang Informasi dan Komunikasi Politik, Kantor Staf Presiden, serta Hasyim Gautama, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik.

Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 memiliki tiga pilar utama, sebagaimana yang dijelaskan oleh Teuku Faizasyah. Pertama adalah ASEAN Matters, yang bertujuan untuk menjaga relevansi ASEAN, menjadi motor stabilitas dan perdamaian di kawasan. Kedua adalah Epicentrum of Growth, yang mencerminkan tekad untuk mewujudkan manfaat konkret bagi rakyat melalui kerja sama yang ditekankan dalam tema. Pilar ketiga adalah ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), sebuah konsep pemikiran yang diusulkan Indonesia untuk menghadapi tantangan di kawasan yang lebih luas.

Di sisi lain, Juri Ardiantoro menggarisbawahi bahwa peran Indonesia dalam KTT ke-43 ASEAN tidak hanya berkaitan dengan penyelenggaraan, melainkan juga mengukuhkan kedudukan negara dalam panggung internasional. Ia mendorong seluruh Pranata Humas dan Pegawai ASN untuk menjadi agen komunikasi yang aktif guna menjadikan tema dan pesan KTT ini menjadi tren dan viral. Pada bulan Mei 2023, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo.