JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi anggotanya agar dapat menjawab tantangan pengelolaan sumber daya air (SDA) ke depan, utamanya untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
"Untuk mengatasi berbagai tantangan akibat dampak perubahan iklim, diperlukan kolaborasi semua pihak termasuk HATHI sebagai organisasi keahlian di bidang sumber daya air," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan tertulis yang diterima VOI, Sabtu, 26 Agustus.
Menteri Basuki mengatakan, upaya mitigasi yang dilakukan untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang mengakibatkan bencana kekeringan dan banjir, yakni melalui optimalisasi fungsi tampungan air seperti bendungan, embung, situ, dan danau, pembuatan sumur bor, rehabilitasi jaringan irigasi dan kesiapsiagaan alat berat yang ada di daerah, seperti penggali, mobil tangki, mobile pump, dan lainnya.
Adapun upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk memitigasi dampak perubahan iklim, yaitu penurunan emisi karbon, penerapan pola tanam pertanian dan perkebunan yang hemat air, pengembangan infrastruktur dan teknologi ramah lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat.
"Selain itu, upaya lain yang perlu dilakukan adalah penerapan konsep pertumbuhan hijau, yakni proses pertumbuhan yang berorientasi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Basuki.
Basuki menilai, perubahan iklim dunia secara global telah memberikan dampak yang besar dalam kehidupan umat manusia. Kenaikan suhu bumi telah mengubah pola iklim yang mempengaruhi produktivitas pertanian, ketersediaan air, maupun pemanfaatan air untuk kebutuhan domestik, perkotaan, industri, energi, dan lainnya.
BACA JUGA:
Dalam pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim berkaitan dengan peningkatan risiko banjir dan kekeringan.
"Saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada HATHI yang telah secara konsisten melaksanakan PIT setiap tahun dan kali ini dilaksanakan di Kampus Universitas Lampung yang akan lebih mendekatkan HATHI sebagai organisasi keahlian dengan dunia pendidikan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum HATHI Jarot Widyoko mengatakan PIT ke-40 HATHI ini diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata, termasuk implementasi Iptek mengingat adanya ancaman perubahan iklim.
"Hal tersebut selaras dengan tema PIT Hathi kali ini, yakni Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Meningkatkan Ketahanan dalam Menghadapi Perubahan Iklim untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Total, ada 195 pemakalah yang hadir memberikan ide-idenya," pungkasnya.