JAKARTA - Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengungkapkan, serangan pesawat tak berawak pihaknya terhadap lapangan terbang Rusia beberapa hari lalu, menghancurkan dua pesawat pengebom Tupolev Tu-22 dan merusak dua pengebom lainnya.
"Dua hancur, dua rusak. Dua tidak dapat diperbaiki," kata Budanov dalam wawancara TV untuk layanan Radio Free Europe/Radio Liberty di Ukraina, melansir Reuters 24 Agustus.
Budanov mengatakan, pesawat kelima Rusia mungkin terkena serangan tersebut.
Sebelumnya, para pejabat Rusia melaporkan serangan pesawat tak berawak di lapangan terbang militer Soltsy di wilayah Novgorod pada Hari Sabtu dan Shaykovka di wilayah Kaluga pada Hari Senin, mengatakan satu pesawat tempur rusak dalam serangan pertama.
Pada Hari Selasa, intelijen militer Inggris mengatakan Rusia kemungkinan besar kehilangan pembom jarak jauh supersonik TU-22M3 berkemampuan nuklir dalam serangan terhadap Soltsy.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Sabtu, serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak bergaya helikopter Ukraina yang ditembak jatuh oleh tembakan senjata ringan dan tidak ada yang terluka.
Intelijen militer Inggris mengatakan, jika drone model helikopter benar-benar digunakan, hal ini memperkuat dugaan serangan diluncurkan dari dalam Rusia, karena drone tersebut tidak mungkin memiliki jangkauan untuk mencapai lapangan terbang dari luar Rusia.
BACA JUGA:
Budanov mengungkapkan, badan intelijennya melakukan kontak langsung dengan orang-orang yang menyerang lapangan terbang tersebut.
"Mereka adalah orang-orang yang menjalankan tugas tertentu dari wilayah Rusia," ungkapnya.
Sedangkan seorang juru bicara intelijen Ukraina mengatakan pekan ini bahwa badan tersebut mengoordinasikan serangan terhadap lapangan terbang Shaykovka.