Bagikan:

JAKARTA - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa selaku tuan rumah KTT ke-15 BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) mengumumkan blok tersebut siap menyambut Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab sebagai anggota baru awal tahun depan.

Pengumuman ini dinilai sebagai langkah awal ekspansi blok tersebut, membuka peluang puluhan negara yang dikatakan berminat bergabung, menjadi penyeimbang dominasi Barat.

"BRICS telah memulai babak baru dalam upayanya membangun dunia yang adil, dunia yang berkeadilan, dunia yang juga inklusif dan sejahtera," ujar Presiden Ramaphosa, melansir Reuters 24 Agustus.

Kandidat baru akan diterima secara resmi sebagai anggota pada 1 Januari 2024. Presiden Ramaphosa dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva membuka pintu bagi kemungkinan penerimaan anggota baru lainnya di masa depan.

"Kami memiliki konsensus mengenai fase pertama dari proses perluasan ini dan fase lainnya akan menyusul," kata Presiden Ramaphosa pada konferensi pers.

Sementara, Presiden Lula mengatakan janji-janji globalisasi telah gagal, menambahkan sudah waktunya untuk merevitalisasi kerja sama dengan negara-negara berkembang karena "ada risiko perang nuklir", sebuah singgungan terhadap meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat terkait konflik Ukraina.

Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed, yang negaranya sudah menjadi anggota Bank Pembangunan Baru (NDB) blok tersebut, mengatakan menghargai masuknya negaranya sebagai anggota baru.

"Kami menantikan komitmen kerja sama yang berkelanjutan demi kemakmuran, martabat, dan manfaat bagi semua bangsa dan masyarakat di seluruh dunia," tulisnya Twitter.

Perdebatan mengenai perluasan keanggotaan menjadi agenda utama dalam pertemuan puncak tiga hari yang berlangsung di Johannesburg. Meskipun seluruh anggota BRICS secara terbuka menyatakan dukungannya untuk mengembangkan blok tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para pemimpin mengenai seberapa besar dan seberapa cepat dukungan tersebut akan diberikan.

"Perluasan keanggotaan ini bersejarah," kata Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam sambutannya setelah pengumuman perluasan keanggotaan.

"Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang yang lebih luas," tandasnya.

Sedangkan Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, perluasan blok tersebut harus menjadi contoh bagi lembaga-lembaga global lainnya yang didirikan pada abad ke-20 dan dinilai sudah ketinggalan zaman.

"Ekspansi dan modernisasi BRICS merupakan pesan bahwa semua institusi di dunia perlu membentuk diri mereka sendiri sesuai dengan perubahan zaman," jelasnya.

Sebelumnya, lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS, kata para pejabat Afrika Selatan, dan 22 negara telah secara resmi meminta untuk diterima.