Usut Kasus Perampokan Alfamart di Depan Komplek Deplu Cipadu, Polisi Periksa Saksi dan 4 Pegawai
Petugas kepolisian lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)/ Foto; IST

Bagikan:

TANGERANG - Polisi masih mendalami kasus perampokan di Alfmart depan Komplek Deplu Caraka Buawana, Cipadu, Larangan, Kota Tangerang. Hingga saat ini sudah ada empat saksi yang telah diperiksa untuk mengungkap identitas pelaku.

“4 orang dari pihak Alfamart dan termasuk mengamankan rekaman CCTV di lokasi untuk mengungkap para pelaku perampokan,” kata Kapolsek Ciledug AKP Diorisha Suryo Sarwosaputro dalam pesan singkat, Rabu, 23 Agustus.

Perihal senjata yang digunakan pelaku, Diorishi membenarkan jika mereka menggunakan benda menyerupai senjata api (senpi). Kendati demikian, ia belum memastikan kebenaran dari senpi tersebut.

Oleh sebab itu, ia meminta waktu untuk mengungkapkan kasus perampokan tersebut.

“Dilihat dari rekaman CCTV menggunakan senjata api, tapi belum bisa dipastikan itu asli atau bukan,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi perampokan yang terjadi di Alfamart Kav 313 RT 04 RW 09 depan Komplek Deplu Caraka Buawana, Cipadu, Larangan, Kota Tangerang, menimbulkan jumlah kerugian sebesar Rp21 juta. Tak hanya itu, pegawai Alfamart juga mengalami trauma karena berhadapan dengan perampok bersenjata api dan celurit, serta disekap.

Inventori control mini market wilayah Tangerang, Muhamad Zakhi (22) mengatakan kejadian itu terjadi Senin, 21 Agustus, pujul 21.30 WIB.

Dirinya menambahkan, kawanan perampok tersebut berhasil mengambil uang di brankas sebesar Rp15 juta dan mengambil rokok senilai Rp6 juta.

"Jadi total kerugian kami 21 juta. Kami juga sudah membuat laporan dan beberapa saksi sudah diperiksa pihak kepolisian," kata Zakhi kepada wartawan di lokasi, selasa, 22 Agustus.

Zakhi menerangkan, para pelaku beraksi saat pengunjung Alfamart sedang sepi.

“Tidak lama kemudian 3 perampok itu masuk ke dalam toko dan langsung menutup semua pintu. Dia langsung melakukan penodongan di kasir. Saat itu memang toko mau tutup dan ada dua orang yang bertugas“ katanya.

“Jadi penodongan dan pengancaman terhadap kedua petugas yang bertugas itu ada. Petugas yang wanita diancam menggunakan senjata tajam (sajam) sedangkan yang pria ditodong dengan senjata api (senpi),” sambungnya.

Selain menodongkan senpi, Zakhi juga menyebut pelaku menyeret petugas yang sedang berjaga di kasir ke gudang kantor untuk dilakukan penyekapan.

"Keduanya masih mengalami trauma atas aksi sadis kawanan perampok tersebut," akunya.