Sebagai Mitra Andalan, Putin Berkomitmen Membantu Afrika dengan Bantuan Pangan
Foto arsip - Menlu Rusia Sergey Lavrov berjalan sebelum pertemuan Ke-30 Forum Regional ASEAN (ARF) di Jakarta, Jumat (14/7/2023). (Dok. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz)

Bagikan:

JAKARTA - Di tengah dinamika hubungan internasional yang terus berubah, Rusia mengukuhkan posisinya sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi Afrika. Ini tidak hanya sebatas kerja sama dalam sektor ketahanan pangan, tetapi juga mencakup pencapaian tujuan utama dalam pembangunan sosial dan ekonomi di tingkat nasional.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah The International Affairs yang baru-baru ini dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan pentingnya hubungan ini. Afrika, menurutnya, melihat Rusia sebagai sekutu yang kuat dalam mempertahankan stabilitas militer dan politik, menyelesaikan konflik regional, dan berjuang bersama melawan terorisme, perdagangan narkoba, serta ancaman lintas batas lainnya.

Lavrov, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 19 Agustus, juga menyoroti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua antara Rusia dan Afrika yang digelar di St Petersburg pada bulan Juli lalu. KTT ini adalah bukti nyata komitmen kuat Rusia dan negara-negara Afrika untuk memperluas kerja sama mereka. Meskipun tekanan dari Barat terus berlanjut, KTT ini menegaskan bahwa Afrika memiliki kepercayaan tinggi pada Rusia.

Dalam acara tersebut, tidak kurang dari 48 negara Afrika dan asosiasi regional turut serta, termasuk 27 pemimpin negara dan pemerintahan. Ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang menghargai kebijakan luar negeri independen Rusia. Upaya Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengisolasi Rusia dari panggung internasional telah gagal.

Selain itu, Rusia tetap berperan sebagai pemasok sumber daya energi, makanan, pupuk, dan obat-obatan yang dapat diandalkan ke Afrika. Bantuan kemanusiaan juga tetap menjadi bagian penting dalam kerja sama ini, membantu negara-negara Afrika yang membutuhkan.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan berjanji untuk memberikan bantuan pangan gratis kepada Afrika setelah Rusia keluar dari kesepakatan pangan Laut Hitam. Hal ini sebagai tanggapan atas tuntutan mereka untuk menghapuskan hambatan ekspor pupuk Rusia dan mengembalikan bank pertanian Rusia ke dalam sistem pembayaran internasional SWIFT. Dengan tindakan ini, Rusia memperkuat hubungannya dengan Afrika sebagai mitra yang setia dan solid.