JAKARTA - Polusi udara di Jabodetabek yang masuk dalam kategori sangat tidak baik dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah diminta mempercepat proses modifikasi cuaca guna membilas polusi di udara.
"Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek adalah dengan air hujan yang sudah cukup lama tidak turun akibat kemarau panjang. Maka rekayasa atau modifikasi cuaca harus secepatnya dilakukan seperti yang sudah menjadi arahan Bapak Presiden," kata Ketua DPR RI Puan Maharani, Selasa 15 Agustus.
Puan mendorong kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibantu TNI/Polri atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mempercepat proses Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dengan harapan, hujan dapat mengguyur sekitar Jabodetabek dan mengurangi polusi udara.
"Jika memungkinkan untuk dipercepat proses modifikasi cuaca, lebih baik dilakukan dengan segera. Karena memang musim kemarau ini menyebabkan polusi di udara tidak terurai. Jadi memang memerlukan hujan dengan cara modifikasi cuaca," terang Puan.
Jika tidak segera dicoba langkah pengurangan polusi di udara, mantan Menko PMK ini menilai akan berdampak lebih parah bagi kesehatan masyarakat. Puan mengingatkan, Negara wajib melindungi keselamatan warganya dari ancaman apapun, termasuk hal-hal yang mengancam kesehatan warga.
"Masalah kesehatan adalah dampak dari parahnya polusi udara di Jakarta, jika tidak diatasi secara cepat, maka makin banyak masyarakat yang sakit akibat tercemar polusi melalui udara yang mereka hirup,” tuturnya.
“Apalagi masyarakat yang memiliki banyak mobilitas tinggi di luar ruangan, otomatis akan cenderung rentan terkena dampak polusi," sambung Puan.
BACA JUGA:
Menurut catatan Dinas Kesehatan DKI, terdapat 638.291 kasus ISPA di Jakarta dalam rentan waktu Januari hingga Juni 2023. Melihat banyaknya kasus kesehatan dampak polusi udara, Puan meminta setiap fasilitas kesehatan bersiap, khususnya yang berada di sekitar Jabodetabek.
“Pastikan alat kesehatan dalam kondisi ready, termasuk para tenaga kesehatan untuk bisa lebih aware terhadap pasien yang mengeluh sakit pada saluran pernafasan. Jangan sampai masyarakat kesulitan saat mencari pengobatan di setiap fasilitas kesehatan," tegasnya.
Untuk masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi di luar ruangan, Puan mengimbau untuk lebih waspada sebagai antisipasi dampak polusi udara. Salah satunya dengan kembali menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Kita ketahui bersama saat, masker terbukti mencegah penularan virus saat pandemi Covid. Untuk menghindari berbagai penyakit akibat polusi udara, ada baiknya gunakan masker saat berada di luar. Termasuk juga untuk anak-anak,” sebut Puan.