Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menyebut pihaknya selaku BUMD DKI saat ini menyiapkan cadangan beras lebih banyak 2 kali lipat dari tahun lalu.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang diakibatkan oleh fenomena El Nino pada berbagai wilayah di Indonesia.

"Tahun lalu, kita punya cadangan pangan kurang lebih untuk Food Station sebanyak 11 ribu ton. Tahun ini, kami sudah memiliki cadangan pangan mencapai 20 ribu ton. Jadi, hampir dua kali lipatnya," kata Pamrihadi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 14 Agustus.

Upaya penambahan stok cadangan beras ini menjadi strategi ketahanan pangan DKI yang disimpan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.

Pamrihadi menjelaskan, stok tambahan tersebut telah disiapkan sejak beberapa tahun lalu dengan perluasan kerja sama pertanian antardaerah (contract farming) dan budidaya sendiri (on farming).

"Sebelum isu (El Nino) itu ada, antisipasi yang kita lakukan sebenarnya sudah kita lakukan sejak 3-4 tahun lalu dengan pertambahan luas lahan untuk cadangan pangan yaitu dengan kontrak farming dan on farming," jelas Pamrihadi.

Pada Agustus tahun ini, lahan contract farming yang dijalankan Food Station seluas 10.300 hektare, bertambah dari 8.160 hektare pada tahun lalu.

"Sementara untuk budidaya sendiri yang kami canangkan 1.000 hektare, saat ini sampai Agustus sudah 770 hektar, artinya sudah tercapai 77 persen, tinggal realisasinya kura 23 persen," ucap dia.

Dari kondisi ini, Pamrihadi meminta masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan tidak panic buying atau menyetok beras dalam jumlah banyak karena bisa mengakibatkan kelangkaan stok. Mengingat, stok beras di Jakarta disebut telah aman dalam mengantisipasi El Nino.

"Masyarakat DKI diminta untuk tidak menyetok makanan sebanyaknya, itu yang bisa menyebabkan panic buying, sehingga otomatis inflasi akan terkendali. Bisa kita katakan tidak berimpact signifikan terhadap ekonomi di DKI untuk El Nino," imbunnya.