Selesai Diuji BPOM, Vaksin Sinovac untuk TNI-Polri Akan Dialokasikan Akhir Februari Nanti
Vaksin AstraZeneca. (Sumber: Wikimedia Commons/Agencia Brasilia)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan vaksin COVID-19 bagi petugas layanan publik, termasuk TNI-Polri, akan dialokasikan pada akhir Februari 2021.

Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan BPOM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lab release untuk vaksin COVID-19 yang telah diproduksi Bio Farma.

Batch atau gelombang pertama diperkirakan akan selesai pada pekan kedua Februari 2021.

"Vaksin yang sudah jadi tersebut rencananya akan dialokasikan bagi petugas publik dan tenaga layanan publik, termasuk TNI-Polri, mulai akhir Februari 2021," ujar Bambang Heriyanto di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dilansir Antara, Selasa, 2 Februari. 

Semua bahan baku atau bulk vaksin COVID-19 ini setelah diolah menjadi vaksin terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu yang ketat yang dilakukan oleh laboratorium Bio Farma maupun BPOM.

Hal tersebut bertujuan guna memastikan vaksin yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang telah ditetapkan.

"Proses pendistribusian vaksin COVID-19 untuk menjaga kualitas vaksin agar tetap terjaga, Bio Farma menggunakan sistem distribusi vaksin yang terintegrasi dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT)," kata Bambang.

Lebih lanjut Juru Bicara Bio Farma tersebut menjelaskan untuk diketahui kemasan vaksin COVID-19 kali ini akan diberi nama COVID-19 Vaccine, ini memiliki kemasan berbeda dengan vaksin yang sebelumnya didistribusikan yakni CoronaVac.

Kemasan vaksin CoronaVac sebelumnya yang sebanyak tiga juta dikemas dalam dosis tunggal di mana satu vial berisi satu dosis, dikemas dalam satu dus berisi 40 vial sehingga satu dus berisi 40 dosis.

Sementara vaksin COVID-19 yang saat ini akan diproses di Bio Farma nantinya akan dikemas dalam kemasan multidose di mana satu vial berisi 10 dosis, dan dalam satu dus akan dikemas dalam 10 vial sehingga satu dus berisi 100 dosis.

"Demikian perbedaan kemasan ini, namun tidak membedakan kualitas dari vaksin COVID-19 tersebut," ujar Bambang.