JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung mengemukakan bahwa vaksinasi mandiri jangan sampai menjadi lahan bisnis bagi rumah sakit.
Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditya M. Biomed menegaskan rumah sakit tidak boleh sembarangan dan mengambil keuntungan dari vaksinasi jika memang pemerintah mengizinkannya.
"Kita kecam keras bila itu sampai terjadi, karena di masa pandemi ini tidak boleh menumpuk kekayaan semata dari vaksinasi mandiri," kata dia.
Apalagi, kata dia, informasi yang didapatkannya sudah ada sejumlah masyarakat yang memesan vaksin untuk melakukan vaksinasi mandiri.
"Saya dengar sudah ada yang inden dan segala macem, artinya nanti hanya orang-orang kaya saja yang boleh vaksinasi, padahal kita ini sedang bertaruh masalah kesehatan," kata dia.
BACA JUGA:
Dia menyarankan lebih baik masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi agar memakai vaksin yang sudah jelas direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dijamin kehalalan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Secara pribadi, kalau saya kurang setuju, apalagi vaksinasi mandiri itu memakai vaksin Pfizer dan AstraZenecca yang sebenarnya pengetahuan kita belum cukup, teknik dan teknologinya baru, kalau mau ya pakai rekomendasi BPOM yang sudah jelas," kata dia.
Namun, lanjut dia, apabila pemerintah pusat mengizinkan rumah sakit melakukan vaksinasi mandiri dengan vaksin Pfizer dan AstraZenecca, silakan saja dimanfaatkan kesempatan itu.
"Tapi apakah berani mengambil risikonya," kata dia.