Animo Warga Tinggi, IDI Bandarlampung Minta Penyelenggara Tidak Eksklusif Urusan Vaksin COVID-19
Ilustrasi - Tenaga kesehatan sedang mempersiapkan vaksin untuk disuntikan ke warga (ANTARA)

Bagikan:

LAMPUNG - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung meminta penyelenggara vaksinasi mempermudah masyarakat dalam mendapatkan vaksin. Sebab saat ini, animo masyarakat begitu tinggi.

"Vaksin yang ada harus segera disuntikan kepada masyarakat umum, jangan eksklusif, buka semua akses tapi juga harus sesuai standar protokol kesehatan karena vaksin itu untuk mempermudah bukan mempersulit," kata Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed di Bandarlampung, Antara, Kamis. 19 Agustus. 

Pemerintah, kata Aditya, harusnya berterima kasih pada masyarakat Indonesia yang berinisiatif datang ke sentra vaksinasi yang tersedia. Berbeda dengan beberapa negara yang warganya justru rendah dalam menerima vaksin.

"Kita harusnya berterima kasih kepada masyarakat karena antusias dapatkan vaksin. Jangan sampai hal-hal yang sifatnya hanya eksklusif atau hanya seromoni jadi kendala mereka mendapatkan vaksinasi," kata dia.

Aditya menekankan kepada pemerintah atau pihak yang menyelenggarakan vaksinasi agar semuanya dipersiapkan dengan matang sehingga dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan kerumunan. 

"Kan, pendaftarannya bisa secara online, masyarakat juga kalau ditawarkan dengan google form pasti mengisi sehingga mereka yang belum dapat nomor antrian Insyaallah tidak datang ke lokasi vaksinasi sehingga meminimalkan kerumunan orang yang mengantri," kata dia.

Menurutnya vaksin merupakan peluang emas dan salah satu cara agar keluar dari pandemi dengan membentuk kekebalan komunal sehingga jangan sampai dinodai dengan hal-hal yang tidak dinginkan dalam pelaksanaannya seperti menimbulkan kerumunan.

"Jadi hal-hal teknis seperti ini harusnya bisa lebih baik lagi disiapkan oleh pihak yang menggelar vaksinasi," kata dia.

Sementara itu, Warga Bandarlampung Hartati mengungkapkan bahwa dirinya hingga kini belum mendapatkan vaksin dosis pertama.

"Sudah pernah ke puskesmas tapi habis terus dan juga yang tersedia saat ini untuk vaksinasi dosis ke dua, pernah juga datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) untuk dapatkan vaksinasi tapi sampai sana ramai banget yang antre sehingga saya pun pulang mengurungkan niat," kata dia.

Ia pun mengatakan bahwa sekarang dirinya sudah didata okeh RT guna mendapatkan vaksinasi dari puskesmas setempat, namun kapan waktunya masih belum tau kapan.

"Jadi beberapa waktu lalu saya didata oleh RT, katanya diminta oleh pihak kelurahan siapa saja yang belum vaksin, kemudian data tersebut nantinya disetor ke puskesmas. Nah vaksinasinya menunggu telpon dari puskesmas atau pihak kelurahan, katanya agar tidak timbulkan kerumunan," kata dia.