Bagikan:

JAKARTA - NPC International Inc., pemilik waralaba Pizza Hut di Amerika Serikat (AS), tengah dililit utang senilai 1 miliar dolar AS. Pemilik 1.600 gerai Pizza Hut (di dalamnya termasuk restoran Wendys) itu bahkan dinilai tak mampu membayar utang 800 juta dolar AS.

Saat ini, NPC International, seperti dikutip dari Bloomberg, sedang menjajaki opsi-opsi restrukturisasi, termasuk pengajuan kebangkrutan. Perusahaan tengah memperjuangkan agar restrukturisasi utang dapat berlangsung di luar pengadilan.

Untuk itu, NPC, yang didukung oleh perusahaan investasi swasta Eldridge Industries LLC, menggandeng penasihat restrukturisasi di firma hukum Weil Gotshal & Manges dan bank investasi Greenhill & Co. serta penasihat operasional AlixPartners LLP.

Lembaga pemeringkat Moody’s, Rabu 19 Februari, menurunkan peringkat NPC International Inc. hingga tiga tingkat. Langkah Moody’s itu kemudian diikuti S&P Global Rating pada Kamis 20 Februari.

Sumber yang mengetahui persoalan itu mengatakan pada 31 Januari 2020, NPC International gagal melakukan pembayaran bunga dan telah meminta penangguhan pembayaran seiring dengan penurunan penjualan di divisi Pizza Hut-nya.

NPC sempat mengatakan kepada para pemberi pinjaman pada awal tahun ini bahwa mereka akan menangguhkan pembayaran pada sebagian besar hutang demi menjaga arus kasnya.

Sebagai informasi, pada awal tahun ini, perusahaan menerima pinjaman baru sebesar 35 juta dolar AS untuk untuk menyuntikkan uang tunai dalam operasional perusahaan dan meningkatkan likuiditas.

Pizza Hut tengah berjuang seiring dengan meningkatnya biaya tenaga kerja dan makanan. Pada saat bersamaan, jumlah pelanggan menurun.

Untuk itu, perusahaan mencoba untuk memperluas jangkauan layanan dengan membuka sejumlah lokasi untuk pengiriman langsung ke konsumen. Strategi tersebut diupayakan dalam menghadapi persaingan ketat dengan Domino's Pizza Inc. maupun Papa John's International Inc.

Dikutip dari Bloomberg NPC International mengoperasikan lebih dari 1.225 Pizza Hut dan lebih dari 385 toko Wendy’s di seluruh Negeri Paman Sam. Sebagai catatan, pertumbuhan penjualan di toko yang sama (same sales store growth/SSSG) Pizza Hut pada kuartal IV/2019 turun 4 persen.

Pendapatan NPC International sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi turun 16 persen menjadi 16,2 juta dolar AS, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada kuartal III/2019, NPC International melaporkan rasio utang terhadap pendapatan atau debt to equity ratio (DER) mencapai 7,66 kali. Rasio itu membuat perusahaan melanggar perjanjian tentang revolver yang mensyaratkan leverage tetap di bawah 7 kali.

Pemilik NPC, termasuk Eldridge, yang dijalankan oleh mantan presiden Mitra Guggenheim, Todd Boehly, telah menyuntikkan uang tunai ke perusahaan untuk menjaganya agar tetap mematuhi perjanjian.

Sementara itu, Yum! Brands Inc., emiten yang melantai di Bursa Saham New York dengan kode saham YUM, selaku operator A&W Restaurants, East Dawning, KFC, Long John Silver's, Pizza Hut, Taco Bell, dan Wing Street, tengah berjuang di industri makanan, saat konsumen menginginkan makanan mereka diantarkan.

Chief Financial Officer Yum! Brands Inc. Chris Turner mengakui masalah keuangan yang dihadapi korporasi. "Kinerja jangka pendek Pizza Hut di AS berombak,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, awal Februari.

Chief Executive Officer Yum David Gibbs awal bulan ini sempat mengatakan akan mengupayakan agar Pizza Hut mendapatlan pijakan yang lebih kuat untuk terus tumbuh.

Seperti banyak pesaingnya, sebagai pewaralaba, Yum sebenarnya telah mengalihkan sebagian besar risiko yang terkait dengan tenaga kerja, biaya makanan, dan pengeluaran-pengeluaran lainnya ke operator restoran, alih-alih perusahaan secara langsung.

Pada Kamis 20 Februari, harga saham Yum jatuh sebanyak 2,9 persen menjadi 102,16 dolar AS atau melebihi penurunan untuk Indeks S&P 500. Nilai pasar saham Yum kini berkisar 31,3 miliar dolar AS.

Adapun, nilai pasar sang pesaing, Domino's Pizza, berkisar 15,1 miliar dolar AS, setelah harga sahamnya sempat melonjak 24 persen seiring dengan laba kuartal keempat yang melampaui estimasi.

Di Indonesia Pizza Hut, A&W Restaurants hingga KFC sudah tak asing lagi. Meski demikian, pemegang lisensinya berbeda-beda. Saat ini, KFC dipegang oleh PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), sedangkan Pizza Hut dipegang oleh PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA).