Megawati ke Peneliti BRIN: Sekarang Masa Transisi, Kerja Keras dan Semangat
Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri (kanan) menyampaikan pidato saat bertemu ratusan periset BRIN/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri meminta para peneliti agar bekerja keras dan tidak banyak mengeluh lantaran transisi BRIN baru berjalan selama dua tahun.

"Sekarang masa transisi baru dua tahun, tetapi sudah terbentuk struktur. Jadi, sekarang yang ada dan harus dilakukan kerja keras dan semangat," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Antara, Senin, 7 Agustus. 

Megawati menghadiri acara bertajuk "BRIN Mendengar" yang diadakan di Gedung Nayaka Loka Kebun Raya Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Senin hari ini. 

Dia menuturkan, pemerintah sudah menggabungkan sejumlah lembaga ke dalam BRIN agar ekosistem riset dan inovasi di Indonesia tidak lagi menatap masa lalu.

Megawati mengingatkan para peneliti untuk mengedepankan riset yang berfokus kepada kepentingan bangsa dan negara.

Menurut dia, semangat para pejuang kemerdekaan bangsa seharusnya dihidupi oleh orang Indonesia, khususnya para peneliti.

Motivasi itu disampaikan Megawati bukan agar nama dirinya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN menjadi harum ataupun demi kepentingan material mendapatkan harta dari BRIN, melainkan untuk Indonesia.

"Kalian belum apa-apa hanya memikirkan berapa duitnya. Saya mengerti itu perlu, tetapi ada yang lebih penting, untuk apa? Yakni bakti kalian pada negara dan bangsa," ucap Presiden Kelima Republik Indonesia tersebut.

Lebih lanjut dia mengklaim tidak duduk diam di belakang meja sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN karena dirinya senantiasa berkeliling untuk bertemu para peneliti agar ada perubahan pola pikir mengenai riset dan inovasi di Indonesia.

Megawati mencontohkan berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia juga jadi bahan utama kerja periset BRIN. Misalnya, pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo mengenai memastikan hulu hingga hilir produk tukar Indonesia yang dibutuhkan luar negeri atau ancaman bencana akibat pemanasan global terhadap pangan rakyat Indonesia.

"Saya mau yang ada BRIN itu kompak jadi satu. Bukan untuk kalian, tetapi Republik Indonesia," katanya.

"Lihat taman pahlawan. Saya selalu mengatakan seperti ini, (ingatlah) anak cucu kalian nanti mau makan apa kalau orang asing (kita biarkan) mengambil punya kita," kata Megawati.