JAKARTA - Bahaya konsumsi gula berlebih dalam bentuk susu kental manis masih mengintai apalagi jika diberikan kepada balita. Masyarakat diminta mengganti kebiasaan dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi.
Hal ini disampaikan Kepala Tim Kerja Kesehatan Maternal, Neonatal dan Penurunan AKI AKB Kementerian Kesehatan Laila Mahmudah. Menurutnya peringatan ini sebagai bentuk edukasi gizi seimbang di tengah masyarakat.
"Kita perlu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui bahaya konsumsi kental manis dan menggantinya dengan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi tidak dapat diabaikan," kata Laila dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Agustus.
Laila kemudian menyinggung Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) periode 2013 yang menyebut seperempat wanita usia subur di Indonesia ternyata anemia; 21 persen mengalami hipertensi; dan 14,5 persen di antaranya mengalami kurang energi. Selain itu, ada 20 persen penduduk usia 18 tahun yang mengalami obesitas.
BACA JUGA:
Kondisi ini, sambung Laila, harus jadi perhatian semua pihak. Dia juga menyebut gizi ini harus diberikan ke keluarga maupun ibu hamil.
Penyebabnya banyak ibu hamil yang mengalami anemia karena tak cukup gizi. Kondisi ini kemudian menyebabkan komplikasi dan pertumbuhan janin yang tak kuat.
Tapi di sisi lain, ibu hamil juga tidak boleh obesitas. Sehingga, mereka dianjurkan mengurangi konsumsi tinggi gula, garam, lemak, serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah atau seperti yang disarankan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
"Dalam menjaga kesehatan ibu dan anak, edukasi gizi yang tepat sejak masa remaja hingga masa kehamilan sangatlah penting," ujar Laila.
"Masyarakat diimbau untuk memahami betapa berpengaruhnya gizi seimbang terhadap kesehatan, serta berperan aktif dalam upaya pencegahan masalah gizi dan peningkatan kesehatan ibu dan anak di Indonesia," pungkasnya.