Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan alasan Pemprov DKI tak mengoperasikan jam layanan Transjakarta dengan rute Terminal Kalideres menuju Bandara Soekarno-Hatta seperti bus reguler.

Dalam masa uji coba ini, Transjakarta mengoperasikan layanan bus berkode SH1 pada pagi dan sore hari, yakni pukul 05.30–09.00 dan pukul 16.30–22.00 WIB.

Syafrin menjelaskan, meskipun layanan bus Transjakarta ke Bandara Soetta ini diperuntukkan kepada masyarakat umum, namun sasaran utama penumpangnya adalah karyawan bandara.

"Kami harapkan ada peningkatan ridership dari pekerja yang beraktivitas di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Untuk (opsi) operasional 24 jam terus dilakukan evaluasi. Kenapa? Karena market yang disasar ini kan pekerja (bandara)," kata Syafrin di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Agustus.

Jika Pemprov DKI mengoperasikan Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soetta ini selama 24 jam setiap harinya, Syafrin berpandangan hal ini bakal membebani biaya operasional.

Sebab, mayoritas penumpang Transjakarta SH1 adalah pekerja kawasan Bandara yang hanya menggunakan layanan pada waktu berangkat dan pulang kantor.

"Mereka kan ada sif-sif an untuk masuk dan pulang kantor. Tentu itu yang lebih di prioritaskan daripada beroperasi 24 jam tapi kemudian nihil penumpang. Ini malah lebih besar, kan, biaya yang harus ditanggung untuk operasionalnya," ungkap Syafrin.

Syafrin menyebut tarif layanan bus ke Bandara Soetta ini diusulkan sebesar Rp5 ribu setelah masa uji coba selesai dilakukan. Besaran tarif Rp5 ribu pada rute Kalideres-Bandara Soetta merupakan usulan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dari hasil kajian dan survei mereka.

"Hari ini sudah terbit rekomendasi DKTJ, yang diusulkan untuk tarif itu DKTJ mengusulkan itu Rp5.000. Tentu ini akan masih kami bahas di tingkat provinsi, setelah kami menerima surat dari usulan DTKJ tersebut," ujarnya.

Dengan besaran tarif Rp5 ribu yang diusulkan, kemudian nilai keekonomian setiap layanan pelanggan sebesar Transjakarta Rp12 ribu, maka Pemprov DKI harus memberikan subsidi atau public service obligation (PSO) sebesar Rp7 ribu per layanan.

"Dengan besaran Rp5 ribu, tentu akan ada subsidi karena tarif keekonomiannya sekitar per Rp12 ribu. Selisih (Rp7 ribu) itu kan disubsidi pemerintah," ujar Syafrin.

Meski demikian, Syafrin menyebut usulan tarif Transjakarta masuk Bandara Soetta ini masih akan dibahas oleh Pemprov DKI, sebelum nantinya disetujui atau tidak.

"Kami akan tindak lanjuti berdasarkan rekomendasi DTKJ. Kita akan coba lihat dulu. Kan, hari ini mereka baru informasikan. Jadi, dari sana kami coba detilkan," jelas Syafrin.

Uji coba layanan Transjakarta masuk Bandara Soetta ini dilakukan sejak 5 Juli 2023 lalu. Setelah 2 pekan uji coba, Rute bus Transjakarta menuju Soetta diperpanjang per 26 Juli lalu. Hal ini seiring dengan perpanjangan masa uji coba layanan bus Transjakarta masuk Soetta tersebut.

Tercatat, jumlah pengguna layanan bus dengan rute Terminal Kalideres menuju Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 14.222 orang selama sekitar 3 pekan masa uji coba.