Guyonan Bupati Trenggalek di depan Gus Miftah Saat Harlah NU, Banser itu Banteng Serbaguna
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Gus Ipin (Foto: DPP PDIP)

Bagikan:

JAKARTA - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Gus Ipin menjadi salah satu narasumber dalam perayaan hari lahir (Harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), Minggu, 31 Januari.

Di depan Gus Miftah, Gus Ipin menjawab kalau Banser itu adalah 'Banteng Serbaguna.' 

Tentu saja ini sebuah candaan dari Gus Ipin yang merupakan satu dari 109 Kepala daerah PDIP kader NU.  Awalnya, Gus Miftah menanyakan kenapa memakai baju Banser saat menjadi narasumber. 

Dengan lugas Gus Ipin menjawab, "Banser itu ada artinya, banteng serbaguna. Jadi kita menjaga NKRI siap, menjaga ulama siap," kata dia sambil tertawa. 

Dialog berjalan lancar, dimulai dengan cerita awal mula Gus Ipin terjun sebagai salah satu kader partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut. Sejak  awal ingin masuk ke politik, dia terlebih dahulu izin ke ayahnya yang juga kader salah satu partai politik. 

Tak lupa, Gus Ipin juga meminta pertimbangan dengan para alim ulama di Trenggalek yang mendukungnya. 

"Saya bertanya ke kiai yang mendukung saya waktu itu, katanya saya harus melihat sejarah, kalau anak muda ini jas merah jangan sesekali meninggalkan sejarah kalau kata kiai Jas hijau jangan sesekali meninggalkan jasa ulama," kata Gus Ipin

Dengan pesan itu dia menimang, bahwa fakta sejarah sudah jelas, NU dan Partai Nasional Indonesia (PNI), tak bisa dilepaskan dalam perjalanan bangsa Indonesia.

"Lah, saya melihat Indonesia ini siapa sih, aspirasi politik Indonesia itu seperti apa? Kalau kita lihat 1955, juara pertama NU lalu PNI lalu PKI. PKI jelas dalam sejarah tertolak, Masyumi diragukan. Maka Indonesia ini tinggal PNI dan NU," urai Gus Ipin.

Lebih lanjut, Gus Ipin menegaskan, kalau anak muda ingin membangun masa depan Indonesia, harus melihat sejarah lahirnya aspirasi politik sejak dulu. 

"Kalau kita anak muda mau membangun masa depan Indonesia aspirasi politik asli bangsa Indonesia antara merah dan hijau ini ya harus dipertemukan. Jadi saya berkhidmah di NU, pengurus wilayah di Anshor terus kemudian aspirasi politiknya lewat PDI Perjuangan," tegas Gus Ipin.

Hadir juga dalam perayaan Harlah ke-95 NU di Kantor DPP PDIP Sekjen PDIP Hasti Kristiyanto, Anggota DPR Fraksi PDIP yang juga kader NU Abidik Fikri, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ery Cahyadi Wali Kota Surabaya yang hadir secara virtual.