Irak Usir Duta Besar Swedia dan Tarik Utusannya  Buntut Rencana Pembakaran Al-Qur'an
Ilustrasi Polisi Swedia mengamankan protes. (Wikimedia Commons/John Christian Fjellestad)

Bagikan:

JAKARTA - Irak mengusir Duta Besar Swedia pada Hari Kamis, sebagai protes atas rencana pembakaran Al-Qur'an di Stockholm yang telah mendorong ratusan pengunjuk rasa menyerbu dan membakar Kedutaan Swedia di Baghdad.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan, staf Kedutaan Swedia di Baghdad aman tetapi otoritas Irak telah gagal dalam tanggung jawab mereka untuk melindungi kedutaan.

Sebuah pernyataan Pemerintah Irak mengatakan Baghdad juga menarik kembali kuasa usahanya di Swedia, sementara kantor berita negara Irak melaporkan bahwa Irak telah menangguhkan izin kerja perusahaan Swedia di wilayah negara itu.

Itu terkait dengan untuk rasa anti-Islam, salah satu pesertanya adalah seorang imigran Irak ke Swedia yang membakar Al-Qur'an di luar masjid Stockholm pada Bulan Juni, telah mengajukan permohonan dan mendapat izin dari polisi Swedia untuk membakar Al-Qur'an di luar kedutaan Irak pada Hari Kamis.

Dalam peristiwa tersebut, pengunjuk rasa menendang dan menghancurkan sebagian buku yang mereka katakan adalah Al-Qur'an, tetapi meninggalkan area tersebut setelah satu jam tanpa membakarnya.

Meski demikian, Pemerintah Irak mengutuk serangan terhadap kedutaan, menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani, yang menyatakan itu sebagai pelanggaran keamanan dan berjanji untuk melindungi misi diplomatik, melansir Reuetrs 21 Juli.

Tetapi, Bagdad juga telah "memberi tahu Pemerintah Swedia ... bahwa terulangnya insiden yang melibatkan pembakaran Al-Qur'an di tanah Swedia akan menyebabkan pemutusan hubungan diplomatik," kata pernyataan itu.

Keputusan untuk menarik kembali kuasa usaha datang saat protes di Stockholm telah dimulai, tetapi sebelum para pengunjuk rasa pergi tanpa membakar Al-Qur'an.

Sementara Billstrom mengatakan, penyerbuan kedutaan "sama sekali tidak dapat diterima dan pemerintah mengutuk keras serangan ini".

"Pemerintah melakukan kontak dengan perwakilan tingkat tinggi Irak untuk mengungkapkan kekecewaan kami," tambahnya.

Sementara itu, pemimpin kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon yang kuat, Sayyed Hassan Nasrallah, meminta negara-negara Arab dan Islam untuk mengikuti Irak dalam mengusir Duta Besar Swedia dan menarik utusan mereka dari Stockholm.

Diketahui, Swedia telah menyaksikan beberapa pembakaran Al-Qur'an dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar dilakukan oleh aktivis sayap kanan dan anti-Muslim. Beberapa pembakaran memicu bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Muslim di Swedia.

Pembakaran itu menyebabkan kemarahan di dunia Muslim. Sedangkan aparat keamanan Swedia mengatakan tindakan seperti itu membuat negara itu kurang aman.

Polisi Swedia sendiri menolak beberapa permohonan awal tahun ini untuk protes yang akan mencakup pembakaran Al-Qur'an dengan alasan masalah keamanan, tetapi pengadilan telah membatalkan keputusan tersebut, dengan mengatakan tindakan itu dilindungi oleh undang-undang kebebasan berbicara Swedia yang luas.

Undang-undang kebebasan berbicara dilindungi oleh konstitusi dan tidak dapat dengan mudah diubah. Tetapi, pemerintah mengatakan sedang mempertimbangkan perubahan hukum yang memungkinkan polisi menghentikan itu jika membahayakan keamanan Swedia.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson sendiri sebelumnya telah mengkritik pembakaran tersebut, mengatakan meskipun tindakan itu legal, tapi itu tidak pantas.