JAKARTA - Perumda Air Minum (PAM) Jaya menggandeng Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia dalam pelaksanaan kajian, penelitian, dan pengukuran ketahanan pelayanan air perpipaan di Ibu Kota.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin berujar, para akademisi UI ini akan melakukan asesmen seperti kajian dan penilaian mengenai pelayanan air bersih kepada pelanggan yang selama ini berjalan.
"Sinergi dengan UKK CSGS SKSG Universitas Indonesia ini akan dilakukan melalui kegiatan Focus Group Discussion, baik secara daring maupun luring, dan penelitian," kata Arief di kantor PAM Jaya, Kamis, 20 Juli.
Arief berujar, pihaknya juga bakal meminya SKGS UI melakukan kajian mengenai target pemenuhan cakupan layanan air bersih yang ditargetkan mencapai 100 persen pada tahun 2030.
Sampai saat ini, cakupan layanan PAM Jaya di Jakarta masih sebesar 65 persen atau kepada 908 ribu pelanggan. Kapasitas produksi air perpipaan yang dihasilkan masih sebanyak 20.725 liter per detik.
"Dalam berbagai macam sosialisasi percepatan pemasangan pipa sampai 2030, sektor akademisi menjadi target kita untuk kita sentuh untuk membantu kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dampak lingkungan, dampak sosial, itu memerlukan perspektif dari sisi sektor akademis," tutur Arief.
BACA JUGA:
Kepala UKK CSGS SKSG Universitas Indonesia, Shobichatul Aminah menguraikan pihaknya bakal mengeluarkan rekomendasi kepada PAM Jaya mulai dari rekomendasi administrasi, rekomendasi teknis, posisi kuadran pelayanan, dan alat ukur kebijakan.
Proses penelitian ini dilaksanakan oleh tim Pusat Riset Ketahanan Nasional (PRKN), yang merupakan salah satu Unit Usaha dari UKK CSGS SKSG Universitas Indonesia.
"Metode penelitian yang akan digunakan mencakup verifikasi, konfirmasi, dan validasi sehingga menghasilkan gambaran instrumen dalam membentuk model jaring laba-laba kesiapan sistem pelayanan PAM dan model gangguan pelayanan PAM," urai dia.